Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Polikultur Lada, Strategi Petani Bangka Belitung Menuju Pertanian Berkelanjutan

Indra Feryanto.-Dok Pribadi-

Apabila dilihat dari sisi sosial dan budaya, dengan banyaknya jenis tanaman sela yang ditanam di kebun lada. Selain untuk dijual dan dikonsumsi sendiri, hasil dari tanaman sela biasanya dapat digunakan untuk saling berbagi dengan sesama petani lain yang kebetulan membutuhkan ataupun saat petani lain berkunjung ke kebun dapat mencicipi hasil panennya. Oleh sebab itu, bisa dikatakan bawa sistem polikultur pada kebun lada mampu memperkuat ketahanan hidup petani dan mempererat rasa kekeluargaan pedesaan di Bangka Belitung. Selanjutnya, melalui sistem tanam polikultur tidak hanya meningkatkan produktivitas lahan dan kemandirian pangan, tetapi juga memperkuat solidaritas sosial, dan kesejahteraan petani secara berkelanjutan.

Kekhususan Polikultur Lada

Kekhususan Polikultur lada terdapat pada penggunaan tajar hidup seperti gamal atau lamtoro sebagai penopang sekaligus penyeimbang mikroklimat meskipun dalam prakteknya masih sedikit petani yang melaksanakan, penggunaan tanaman legum yang mampu menyumbang nitrogen untuk meningkatkan kesuburan tanah, serta pemilihan tanaman sela berakar dangkal seperti jahe atau kunyit yang tidak menjadi pesaing kuat bagi lada. Kemudian, pengaturan kelembaban melalui jarak tanam, pemangkasan, dan drainase sangat penting untuk mencegah penyakit busuk pangkal batang. Keseluruhan sistem ini mendukung produktivitas sekaligus menjaga keberlanjutan agroekosistem lada.

Menanam tanaman lada secara polikutur bukan hanya sekadar berbicara tentang teknik budidaya, tetapi juga sebagai sebuah prinsip pertanian keberlanjutan yang selaras dengan warisan kearifan lokal masyarakat Bangka Belitung. Selanjutnya di tengah dukungan modernisasi pertanian dan tekanan pasar global, menjaga dan menghidupkan kembali praktik polikultur dalam budidaya lada merupakan langkah strategis untuk membangun pertanian yang tangguh, ramah lingkungan, dan berbasis pada kearifan lokal. 

Sistem pertanian konservatif merupakan solusi budidaya tanaman dengan memperhatikan keseimbangan dan keberlanjutan lingkungan untuk menciptakan pertanian berkelanjutan (Kurniawati et. al, 2024). Selanjutya melalui dukungan kebijakan yang tepat, inovasi teknologi, keterlibatan tokoh tani dan pemuda tani, sistem polikultur dalam budidaya lada memiliki potensi menjadi model pertanian berkelanjutan yang dapat diduplikasi tidak hanya untuk tanaman lada saja, namun bisa untuk komoditi lainnya di Bangka Belitung, maupun bagi daerah lain di Indonesia.(*)

 

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan