Jilbab Hingga Batik Impor Kuasai Pasar Domestik
Jilbab Hingga Batik Impor Kuasai Pasar Domestik.-Antara-
Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), Maman Abdurrahman, menyoroti tantangan berat yang kini dihadapi pasar dalam negeri.
Dia menekankan keberadaan produk impor asal China dan praktik White Label telah menjadi salah satu masalah terbesar saat ini. Maman menjelaskan isu ini sangat krusial, terutama jika dilihat dari kacamata pelaku usaha mikro, terutama sektor fesyen.
"Jadi dari baju, celana, underwear, outerwear, sepatu, sendal, kacamata, anting-anting. Semua itu sekarang didominasi produk dari luar," kata Maman dalam Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin Indonesia yang disiarkan secara daring, dikutip Selasa, (2/12).
Maman menyebut berbagai jenis produk sandang dan aksesori kini dinilai telah dikuasai barang-barang asing. Kondisi itu membuat produk lokal makin sulit bersaing di rumah sendiri, akibat derasnya arus barang impor dan perbedaan harga yang signifikan. "Semua itu sekarang didominasi produk dari luar. Hampir enggak ada tuh produk UMKM yang memang dia bisa survive, karena lapangan itu dibanjiri dengan produk dari luar," ujar Maman.
Masalah tersebut, kata Maman, tidak hanya terjadi di satu daerah melainkan merata secara nasional. Dia memberikan contoh spesifik mengenai produk identitas budaya seperti batik yang kini juga terdampak. "Jilbab saja sekarang impor. Batik saja sekarang sudah batik-batik impor dari China itu sudah masuk. Ini kalau saya bicara dari sektor fesyen," katanya.
Isu krusial lainnya, yakni praktik White Label, barang diproduksi di luar negeri yang dilabeli seolah produk lokal. Nahasnya, produk yang masuk ke Indonesia tersebut tidak melalui sertifikasi perizinan dari pemerintah. Sementara itu, jenama dalam negeri harus melewati proses perizinan yang panjang untuk bisa memasarkan produknya, mulai dari NIB (Nomor Induk Berusaha), sertifikat Halal, SNI atau BPOM.
"Saya yakin di sini banyak pemain fashion UMKM. Barang-barang China produknya masuk Indonesia enggak perlu lewat sertifikasi perizinan segala macam," kata Maman menyentil pelaku praktik White label. "Kalau tim basket Mas Anin main di tuan rumah pasti lebih diuntungkan, tetapi berbeda dengan produk UMKM lokal kita, main di Indonesia enggak diuntungkan. Ini ironis sekali," imbuhnya tegas.
Pemerintah menegaskan tidak akan tinggal diam melihat fenomena yang merugikan pasar domestik. Langkah tegas akan diambil dengan menutup celah masuknya barang-barang tersebut dari hulu. "Di hulu tuh kami tutup semua. Supaya apa? Supaya ada playing fair dalam pertarungan di Indonesia ini," pungkas Maman. (ant)