Dalam wawancara usai pengucapan sumpahnya, Sunarto menekankan pentingnya integritas dalam memimpin lembaga peradilan tertinggi.
“Tugas saya adalah memastikan bahwa Mahkamah Agung tetap tegak lurus dalam menegakkan hukum dan keadilan. Kami akan terus memperkuat sistem pengawasan internal agar setiap putusan yang diambil oleh MA benar-benar berlandaskan hukum dan keadilan,” tegasnya.
BACA JUGA:KY dan MA Berkomitmen Kawal Peningkatan Kesejahteraan Hakim
Sunarto, Sosok Religius
Di mata kolega dan bawahannya, Sunarto dikenal sebagai sosok yang religius, rendah hati, dan berintegritas tinggi.
Ia selalu membawa pendekatan yang tenang dalam menghadapi setiap masalah, namun tegas dalam menegakkan prinsip-prinsip hukum. Sikap inilah yang membuatnya dihormati di kalangan hakim agung dan pegawai MA.
“Pak Sunarto itu sosok yang sangat religius. Beliau selalu mengingatkan kami semua untuk bekerja dengan hati yang tulus dan niat yang baik. Meskipun sudah berada di puncak kariernya, beliau tetap rendah hati dan selalu mau mendengarkan masukan dari bawahannya,” ungkap seorang hakim di Mahkamah Agung yang enggan disebut namanya.
Sebagai pemimpin Mahkamah Agung, Sunarto juga dikenal sebagai sosok yang disiplin dan fokus pada pengembangan profesionalisme hakim.
Ia sering memberikan arahan langsung kepada para hakim di seluruh Indonesia agar selalu menjaga integritas dan profesionalisme dalam menjalankan tugas mereka.
Tidak hanya itu, Sunarto juga menaruh perhatian besar pada pembinaan moral dan etika di kalangan hakim. Ia kerap mengingatkan pentingnya menjaga nama baik profesi hakim, terutama di tengah sorotan publik yang semakin kritis terhadap putusan-putusan pengadilan.
Pada 10 Juni 2024, Sunarto dianugerahi gelar profesor kehormatan (honoris causa) oleh Universitas Airlangga atas kontribusi dan dedikasinya dalam dunia hukum di Indonesia.
Gelar ini merupakan bentuk penghargaan atas segala jasa yang telah ia lakukan selama puluhan tahun mengabdi di dunia peradilan.
Dalam pidatonya saat menerima gelar tersebut, Sunarto menyampaikan bahwa tugas seorang hakim tidak hanya sekadar menegakkan hukum, tetapi juga harus mampu memberikan rasa keadilan bagi masyarakat.
“Hukum harus ditegakkan dengan hati nurani. Keadilan tidak boleh hanya menjadi milik mereka yang kuat, tetapi juga harus dirasakan oleh mereka yang lemah,” ujarnya dengan penuh semangat.
Dengan latar belakang akademis yang kuat dan pengalaman panjang di dunia peradilan, Sunarto diharapkan mampu membawa perubahan positif di Mahkamah Agung.
Kepemimpinannya diharapkan dapat menjaga independensi lembaga peradilan dan memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem hukum di Indonesia.