BACA JUGA:CERPEN SOFHIE : Kontradiksi
Seiring dengan itu, lelaki itu pun melompat dari keranda mayat yang sedang dipikul warga.
"Aku belum mau mati. Aku belum mau mati," teriak lelaki itu sambil berlarian ke arah hutan kecil dekat pekuburan umum itu.
Para pemikul keranda mayat pun terkejut. Jantung mereka hampir copot dari katupnya menyaksikan apa yang baru mereka lihat. Bahkan salah seorang pemikul keranda mayat itu kakinya terasa lemas. Lalu pingsan.
Maklum areal perkuburan sudah di ambang mata. Hanya dalam hitungan langkah.
Demikian juga dengan para warga yang mengiringi keranda mayat. Suara teriakan Allah Hu Akbar menggema. Seiring jeritan para warga yang berbalut ketakutan meramaikan pekuburan. Bahkan ada yang langsung meninggalkan pekuburan dengan rasa ketakutan. Kekacauan melanda areal pekuburan umum.
BACA JUGA:CERPEN RUSMIN SOPIAN: Lelaki di Balik Kesedihan Rimba
Beberapa warga yang masih bertahan di areal pekuburan, melihat lelaki itu yang terus berlari bak orang ketakutan menerobos hutan kecil itu dengan dibaluti kain kafan yang masih melekat dalam sekujur badannya.
Mereka pun beristifar.
Subhanallah," koor mereka serempak.
Sementara lelaki itu tak terlihat lagi dari pandangan mata para pengantarnya. Pekuburan pun seketika senyap. Kosong melompong. Sepi. Sesepi hati lelaki itu.
Toboali, Jumat 18 Oktober 2024
RUSMIN SOPIAN. Penulis adalah Ketua Gerakan Pemasyarakatan Minat Baca ( GPMB) Kabupaten Bangka Selatan. Cerpennya termuat di berbagai media lokal dan nasional. Saat ini Rusmin Sopian tinggal di kawasan Aek Aceng Toboali bersama Istri dan dua putrinya yang cantik.