Tanpa integrasi yang tepat, ada risiko bahwa perubahan akan bersifat sementara dan organisasi akan kembali ke cara lama. Pemimpin harus memastikan bahwa perubahan menjadi bagian tak terpisahkan dari cara kerja organisasi.
(3) Memantau dan Mengevaluasi Kinerja, Setelah perubahan diimplementasikan, penting untuk memantau dan mengevaluasi dampaknya, Monitoring yang efektif akan membantu pemimpin memahami apakah perubahan tersebut telah membeku dengan baik dalam organisasi atau masih membutuhkan penyesuaian lebih lanjut. Evaluasi kinerja yang berkala juga memastikan bahwa perubahan terus berjalan sesuai dengan visi jangka panjang organisasi.
(4) Menghargai Pencapaian dan Melanjutkan Pengembangan, Salah satu cara terbaik untuk mempertahankan perubahan adalah dengan menghargai pencapaian yang telah dicapai dan terus mendorong pengembangan lebih lanjut. Penghargaan terhadap upaya dan kontribusi anggota organisasi akan membantu memperkuat komitmen mereka terhadap perubahan. Selain itu, pengembangan berkelanjutan melalui pelatihan dan peningkatan kapasitas akan memastikan bahwa organisasi tetap adaptif dan siap menghadapi tantangan di masa depan.
//Kepemimpinan Transformasional sebagai Kunci Sukses
Dalam mengelola perubahan, kepemimpinan transformasional memegang peran kunci. Pemimpin harus mampu memimpin dengan visi yang kuat, menginspirasi orang-orang di sekitarnya, dan menjadi teladan dalam mengadopsi perubahan.
Pemimpin transformasional tidak hanya bertanggung jawab dalam merumuskan strategi perubahan, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah dalam proses tersebut berjalan sesuai rencana. Kepemimpinan yang dimaksud disini adalah decision maker /pengambil keputusan yang mempengaruhi kebijakan pemerintahan yaitu kepala daerah, pejabat struktural di Birokrasi baik eselon 2 dan eselon 3.
Kepemimpinan yang efektif adalah kepemimpinan yang mampu menciptakan rasa kepemilikan di antara anggota organisasi terhadap perubahan yang sedang berlangsung. Ketika seluruh anggota organisasi merasa terlibat dalam proses perubahan, resistensi akan berkurang, dan komitmen terhadap keberhasilan perubahan akan meningkat.
Transformasi birokrasi dan politik memerlukan pemimpin yang mampu menginspirasi ASN dan pemangku kepentingan lainnya untuk bersikap lebih proaktif dalam menghadapi perubahan. Pemimpin harus bisa menavigasi berbagai tantangan, baik internal maupun eksternal, dan memastikan bahwa perubahan yang diimplementasikan membawa hasil yang berkelanjutan.
Tahap terakhir dari model perubahan Kurt Lewin, yaitu refreezing, merupakan langkah penting untuk memastikan perubahan menjadi bagian permanen dalam organisasi. Dalam konteks Bangka Belitung, ini berarti mengintegrasikan diversifikasi ekonomi ke dalam budaya kerja pemerintahan dan masyarakat, serta memperkuat regulasi jangka panjang yang mendukung sektor-sektor baru seperti pariwisata, pertanian dan perikanan.