KORANBABELPOS.ID.- Crazy Rich Pantai Indah kapuk Jakarta (PIK), Helena Lim, yang juga owner PT Quantum Skyline Exchange (QSE) sudah tiba di Pengadilan Tipikor Jakarta Pusat Bersama dengan Dirut dan Direktur Pengembangan Usaha PT Refined Bangka Tin (RBT), masing-masing Suparta dan Reza Andiansyah.
Ketiganya ikut terjerat dalam kasus dugaan Tipikor timah dalam pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) di PT Timah Tbk tahun 2015-2022. Namun, ke 2 direksi PT RBT itu disidang terpisah dengan Helena Lim.
BACA JUGA:Helena Lim, Penerima Rp 420 M Dengan Dalih Dana CSR untuk Warga Babel dari Suami Sandra Dewi?
Helena Lim sudah duduk di Ruang Sidang Muhammad Hatta Ali untuk menunggu sidang dengan agenda pembacaan surat dakwaan oleh jaksa penuntut umum (JPU). Sidang dipimpin oleh Hakim Ketua Rianto Adam Pontoh didampingi oleh empat hakim anggota.
Sebelumnya, JPU Ardito Muwardi mengungkapkan bahwa Harvey Moeis selaku perpanjangan tangan dari PT Refined Bangka Tin (RBT) dan Helena Lim selaku Manajer PT Quantum Skyline Exchange menerima aliran uang korupsi pengelolaan timah senilai Rp420 miliar.
BACA JUGA:Dua Direktur RBT dan Helena Lim Sidang Hari ini, Modus Duit CSR untuk Warga Babel?
Hal tersebut terungkap dalam pembacaan dakwaan terhadap Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (Kadis ESDM) Provinsi Bangka Belitung periode 2015—2019 Suranto Wibowo, Kadis ESDM Provinsi Bangka Belitung periode 2021—2024 Amir Syahbana, serta Plt. Kepala Dinas ESDM Provinsi Bangka Belitung periode Maret—Desember 2019 Rusbani alias Bani di Pengadilan Tipikor Jakarta, Rabu (31/7).
Kasus yang melilit Helena Lim ini patut menjadi perhatian masyarakat Babel, karena uang sejumlah Rp 420 Miliar disetorkan para bos timah ke Helena lim selaku pemilik PT QSE atas perintah Harvey Moeis suami artis asal Pangkalpinang, Sandra Dewi. Uang itu alasan Harvey untuk CSR yang akan disalurkan ke masyarakat Babel.
BACA JUGA:Rp 420 Miliar Diminta Harvey Setor ke Helena Lim, CSR ke Babel, Dimana?
PH Harvey Moeis menyatakan uang untuk CSR itu memang disalurkan ke masyarakat Babel dan akan dipertanggungawabkan di persidangan. Kemana disalurkan?***