Lantas siapa yang awal membongkar kasus ini. Ternyata Suwandi akui bukan dirinya selaku Kades melainkan stafnya. Dimana awalnya dari laporan stafnya saat meminjam motor milik terdakwa Mardiana.
"Saya awalnya tak tahu soal penyimpangan yang terjadi. Tahunya penyalahgunaan uang desa di Januari 2023 dapat dari Kaur Perencanaan," ujarnya.
"Saat itu dia minjam motor Mardiana mau ke Sungailiat saat buka jok dan liat buku rekening desa yang saldonya ternyata sudah minus," tukasnya.
Suwandi juga klaim setelah tahu adanya kasus ini langsung meminta Mardiana mengembalikan uang yang ditilep itu.
"Agar tak kemana-mana kasus ini, saya panggil Mardiana, orang tuanya dan suaminya. Saya minta agar uang itu dikembalikan. Akhirnya suaminya ambil inisiatif mau menjual rumah dan mobil," ujarnya.
Tapi ternyata belum juga dikembalikan. Lalu Inspektorat turun tangan dan menemukan kerugian negara Rp 300 juta itu.
"Akhirnya dikembalikan yang pertama Rp 70 juta, kedua Rp 40 juta lalu Rp 50 juta dengan total seluruhnya Rp 160 juta. Rp 50 juta diserahkan ke jaksa sisanya dikembalikan ke kas desa," sebutnya.
Menariknya dalam persidangan yang digelar sejak pukul 09.30 WIB hingga jelang Zuhur itu juga mengungkap kalau mekanisme pencairan setiap dana ternyata memiliki alur administrasi yang panjang. "Pengajuanya dari Kaur lalu diverifikasi oleh Sekdes terakhir cair dan tidaknya ada di Kades," kata Sekdes Nazarudin dalam keteranganya saat dicecar JPU.
"Duit gak bisa cair tanpa ada tanda tangan Kades. Kalau sekdes hanya selaku verifikator," akunya.
Terkait setiap pencairan di Bank Sumsel Babel terdakwa Mardiana selaku bendahara ternyata tak sendirian. Melainkan turut didampingi oleh Kades Suwandi.
BACA JUGA:Modus Tipikor Washing Plant
"Pencairan di Bank itu bendahara sering didampingi. Biasanya ada bendahara dan Kades. Kalaupun berhalangan Kadesnya bisa video call dengan tellernya," ungkap Nazaruddin.
Adanya pendampingan pencairan di bank itu tidak dielak oleh Suwandi. Suwandi katakan Mardiana tak pernah sendirian saat pencairan ke Bank Sumsel Babel baik di Sungailiat maupun Pangkalpinang. "Kalau untuk pencairan kegiatan desa saya dampingi. Tapi kalau kades lagi sibuk didampingi staf," sebutnya. ***