Setelah mengalami koma hampir dua dekade, Pangeran Al-Waleed terhitung sudah dua kali menggerakkan bagian tubuhnya, yakni pada 2019 dan 2020.
Pada 2019, Putri Nora binti Talal, saudara perempuan ayah Al-Waleed sempat membagikan sebuah video yang menampilkan Al-Waleed menggerakkan kepalanya ke sisi kiri dan sisi kanan.
Kemudian, pada 2020, 'Pangeran Tidur' terlihat menggerakkan jarinya saat seorang wanita menyapanya dalam sebuah klip video.
'Hai, Didi halo, halo coba saya lihat, hai,' katanya saat sang pangeran menggoyangkan jarinya sebagai jawaban.
"Anakku tercinta Khalid bin Talal Al Walid, segala puji bagi Allah, yang menghidupkan siapa yang Dia kehendaki dengan perintah-Nya. Segala puji bagi Allah, yang memulihkan kesehatan Anda, jadi jangan putus asa dengan kekuasaan Allah," tulisnya di Twitter.
Dilansir dari laman kesehatan, diketahui koma merupakan kondisi tidak sadar berkepanjangan yang dialami seseorang akibat berbagai masalah kesehatan seperti cedera kepala traumatis.
BACA JUGA:Raja dan Pangeran Arab Saudi Berikan Selamat Kepada Prabowo
Diantaranya yakni troke, tumor otak, keracunan obat atau alkohol, bahkan diabetes atau infeksi juga bisa menyebabkan koma.
Koma tergolong dalam keadaan darurat medis. Tindakan cepat diperlukan untuk menjaga kehidupan dan fungsi otak.
Dokter biasanya melakukan serangkaian tes darah dan pemindaian otak untuk mencoba menentukan apa penyebab koma sehingga perawatan yang tepat dapat dimulai.
Koma sebenarnya jarang berlangsung lama hingga bertahun-tahun seperti yang dialami Al Waleed bin Khaled bin Talal.
Meskipun tampak sama, ternyata ada beberapa jenis koma seperti Pangeran Arab Saudi koma 18 tahun terbagi dalam tiga jenis sebagai berikut.
1. Ensefalopati toksik-metabolik
Koma ini tergolong dalam kondisi akut disfungsi otak dengan gejala kebingungan dan atau delirium. Penyebab ensefalopati toksik-metabolik bervariasi termasuk penyakit sistemik, infeksi, kegagalan organ, dan kondisi lainnya.
2. Keadaan vegetatif persisten
Keadaan vegetatif persisten adalah keadaan tidak sadar yang parah. Orang tersebut tidak menyadari lingkungan mereka dan tidak mampu melakukan gerakan sukarela.