Kisah Uang Logam

Kisah Uang Logam

Jumat 21 Nov 2025 - 18:43 WIB
Reporter : Admin
Editor : Budi Rahmad

Tanpa memedulikan ketidaksimpatian koin-koin yang lain, koin Seribu Rupiah kembali meneruskan ceritanya.

“jika mendapatkan hal seperti itu, maka sudah dipastikan seluruh tubuhku akan dikotori daki-daki mereka”“Ihh...”.

 

Koin Lima Ratus Rupiah dapat merasakan apa yang dirasakan oleh koin Seribu Rupiah. Tanpa diundang rasa empatinya muncul. Ia kasihan dengan saudara beda nominalnya itu. Ia membayangkan ketika sisi-sisi saudaranya itu digerakkan di punggung manusia yang berdaki. Atau mungkin saja saudaranya itu akan mendapatkan punggung manusia yang kulitnya penuh jamur kulit. Sungguh suatu yang menjijikkan.

“Itulah kenapa aku selalu berlumuran minyak dan tubuhku terlihat kusam".

Koin Lima Ratus Rupiah menoleh ke arah koin-koin lain yang tersusun berantakan. Sekali lagi mereka tetap mematung tanpa memberikan respons sedikitpun.

 

**

 

“Di daerah lain, jenis seperti kita ini masih dipakai".

Pagi itu perbincangan terjadi antara koin Dua Ratus Rupiah dan koin Seratus Rupiah. Mereka melakukan perbincangan tatkala koin Seribu Rupiah  dan Lima Ratus Rupiah sedang tidak ada di tempat. Pagi itu koin Seribu Rupiah seperti biasa menjalankan tugas rutinnya. Sedangkan koin Lima Ratus Rupiah yang baru, dibawa ke suatu tempat yang tidak diketahui, tapi koin Lima Ratus Rupiah yang baru tidak sendiri. Ia ditemani koin Lima Ratus Rupiah lama yang berwarna kuning.

 

“Di mana itu?”

Koin Seribu Rupiah merangsek mendekati koin Dua Ratus Rupiah ingin tahu lebih lanjut.

“di daerah Barat, manusia masih memanfaatkan kita untuk transaksi.”

“terutama anak-anak di sana sangat senang dan mencintai benda-benda seperti kita."

Tags :
Kategori :

Terkait