"Namun, saya anggap itu biasa karena memang itu yang harus disampaikan. Setelah acara selesai dan tuntas saya pulang ke Indonesia dan transit di Kairo, Mesir," kenangnya.
Saat dari Kairo, dia menggunakan penerbangan berikutnya melalui Singapura sebelum ke Indonesia.
Dia ingat betul ketika penerbangan dari Kairo ke Singapura di dalam pesawat, persis seorang laki-laki yang berciri orang-orang berasal dari Timur Tengah dan memperkenalkan diri kepada saya bahwa dia adalah warga negara Iran.
"Dia di sebelah saya dan saya sungguh kaget karena dia tahu nama lengkap saya, pekerjaan saya, bahkan nomor telepon seluler saya," ungkapnya.
Kepada Arman, orang itu mengaku diberi amanah agar Jenderal Gondrong itu bisa membantunya untuk membebaskan orang Iran dan Somalia yang sedang ditahan dan sedang disidik dalam kasus penyelupan narkoba di Ujung Genteng, Sukabumi.
"Tentu saja hal ini saya tolak, saya menyampaikan alasan bahwa sembilan warga negara Iran dan Somalia itu memang terlibat kasus narkoba dan saat ini sedang dalam proses penyelesaian perkaranya," kata Arman.
"Dia menjanjikan apabila saya bisa membantu dengan permintaan itu, mereka akan memberikan apa saja yang saya minta. Nah, tentu saja ini saya tolak," katanya.
Dia menjelaskan sebelum berpisah, orang itu juga meminta agar warga negara Iran yang ditangkap jangan disebut ke warga negaranya, tetapi sebut saja mereka berasal dari negara Timur Tengah.
"Saya tidak menanggapi. Kemudian dia menambahkan, secepatnya saya ingin bertemu dengan Anda kembali kalau diberikan waktu untuk ketemu," tiru Arman.
Arman menceritakan seusai di bandara, dirinya lanjut ke hotel sebelum pulang ke Indonesia.
"Saya pun menuju ke hotel karena penerbangan ke Indonesia akan dilanjutkan besok harinya. Nah, malam harinya saya berjanji bertemu dengan seorang teman di sebuah rumah makan di Singapura, kira-kira pukul delapan waktu Singapura," ungkap Arman.
Saat berbincang dengan temannya, dia pergi ke toilet sebentar, meninggalkan teman saya tersebut sendirian di meja.
"Tidak berapa lama kemudian setelah kembali, saya melihat perubahan yang cukup mengganggu pemandangan saya pada sikap dan wajah teman tersebut," kata Arman.
Dia menjelaskan temannya itu kelihatan gugup, gemetar, dan pucat. Arman lantas bertanya kepada temannya tersebut.
"Lalu dia berkata bahwa tadi ketika saya pergi ke toilet, ada seseorang datang ke meja ini dan membentaknya lalu mengatakan saya akan mendapat sesuatu yang tidak baik dari kami yang pernah dia sakiti. Lalu saya tanya, apakah itu ancaman yang ditujukan kepada saya. Teman saya itu menjawab, ya," ungkap Arman.
Akibatnya, Arman terpaksa pindah hotel agar lebih aman sebelum pulang ke Indonesia.