Kejagung Blokir Rekening 2 Pabrik Sawit di Basel
--
*Produktivias Sawit Petani Menurun
TOBOALI - Petani buah sawit di Kabupaten Bangka Selatan (Basel) turut merasakan imbas diblokirnya 2 rekening Perusahaan yakni CV Mutiara Alam Lestari (MAL) dan CV Mutiara Hijau Lestari (MHL) oleh pihak Kejaksaan Agung (Kejagung). Akibat terganggunya arus kas kedua perusahaan, produktivitas sawit petani pun menurun. Ini karena sawit petani harus dijual ke pabrik lain yang menyebabkan panjangnya antrian sehingga menurunkan kualitas tandan buah segar (TBS).
Plt Kepala Dinas Pertanian, Perikanan dan Pangan (DPPP) Basel Risvandika mengungkapkan, dari laporan para petani secara lisan, mereka mengeluhkan setelah rekening kedua pabrik tersebut diblokir pihak Kejagung, persentase produktivitas mereka menurun.
"Persentase produktivitas para petani sawit menurun 10 sampai 15 persen, pasalnya buah sawit yang dipanen para petani ini sebagian besar dijual ke perusahaan tersebut," ucapnya, Kamis (09/05).
Para petani ini banyak mengeluh karena hasil panen mereka terpaksa dijual ke pabrik lainnya, sehingga terjadi penumpukan karena antrean yang panjang truk pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS). Selain itu pembongkaran yang biasanya hanya beberapa jam kini bisa sampai dua hari.
Pembongkaran TBS yang lama menyebabkan kualitas buah sawit menurun, salah satunya sangat mempengaruhi kualitas Crude Palm Oil (CPO) akibat buah sawit yang sudah berhari - hari belum terbongkar, sehingga asam lemak pada sawit tersebut meningkat.
"Antrean panjang, pembongkaran yang lama sangat mempengaruhi CPO yang dihasilkan, belum lagi harga yang dibeli pun juga lebih murah dari biasanya," terangnya.
Selain itu, operasional pabrik yang bekerja terus menerus dengan beban mesin yang berjalan, yang dikhawatirkan akan melebihi kapasitas pabrik tersebut.
Sebagai solusi, ia berharap Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang baru di desa Jeruji Toboali akan beroperasi, sehingga bisa sedikit menekan penurunan persentase produktivitas sawit.
"Memang sangat luar biasa dampak penutupan kedua pabrik yakni CV MAL dan CV MHL, tetapi kita dari dinas akan tetap mengupayakan langkah - langkah apa yang harus diambil agar para petani sawit ini bisa kembali normal sehingga tidak mempengaruhi ke komoditas lainnya," pungkasnya.(*)