Selasa, 26 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Pangkalpinang
Politika
Daerah
Bangka
Bangka Tengah
Bangka Selatan
Bangka Barat
Belitung
Belitung Timur
Komunikasi Bisnis
Advetorial
Kolom
Catatan Politik
Bahasa
History
Taring
Soccer
Lainnya
Gadget
Hiburan
Literasi
Kesehatan
Nasional
Opini
Network
Beranda
History
Detail Artikel
BATU BERANI DAN BIJIH BESI DI PAKUK
Reporter:
Akhmad Elvian
|
Editor:
Syahril Sahidir
|
Senin , 22 Jan 2024 - 19:16
Elvian--
batu berani dan bijih besi di pakuk oleh: dato’ akhmad elvian, dpmp sejarawan dan budayawan penerima anugerah kebudayaan indonesia pulau bangka dalam catatan sejarah tidak hanya menghasilkan bijih timah, akan tetapi juga menghasilkan bijih besi yang oleh masyarakat sering disebut batu berani atau batu rekat. -------------- dalam carita bangka het verhaal van bangka tekstuitgave met introductie en addenda (1990) halaman 67, ...maka raja alam tahulah itu batu sudah hancur menjadi besi. sebab itu dia tahulah itu tanah bangka ada sedikit berisi batu besi. maka disuruhnya patih raksa kuning dengan segala menteri, proatin memeriksa dan mencari menggali batu yang lebih dapat keluar besi demikian itu. dengan sebab itu sudah dapat orang di dalam tanah pakuk sebab kelihatan dari hal membakar ladang ada batu yang jadi hancur sama juga bagaimana orang sudah tunjukkan tadi kepada raja alam harimau garang. maka dengan sebab itu disuruh gali di tanah pakuk. maka sudah dapat batunya dipuput jadilah besi. sebab itulah lebih dulu sudah dapat besi….selanjutnya berita tentang keberadaan bijih besi di pulau bangka diketahui dalam catatan voc, pada tanggal 11 juli 1668, dalam dagh-register, sebagaimana dikutip oleh heidhues dinyatakan, bahwa jan de harde, saat kembali, ia menegaskan bahwa meskipun penguasa setempat amat ramah, tetapi pulau bangka tidak menghasilkan apa-apa yang berharga bagi voc. kesempatan untuk menguasai damar, minyak damar dan kemungkinan juga besi tidak dapat dijadikan alasan untuk bermusuhan dengan kesultanan palembang, yang memberikan sumber komoditi jauh bernilai, yaitu lada. bangka kemudian diabaikan (heidhues, 2008:3). kemudian catatan tentang bijih besi di pulau bangka dapat dipelajari dalam algemeen verslag der residentie banka over het jaar 1850, no.41 dinyatakan bahwa: penemuan bijih besi di daerah pelangas yang dimuat dalam keputusan pemerintah tanggal 19 oktober 1851, nomor 15, dan kemudian ditemukan juga kandungan magnet atau batu rekat di pegunungan paku, distrik koba yang memungkinkan untuk dieksploitasi. komoditas ini diharapkan dapat menjadi sumber pemasukan baru bagi pemerintah kolonial belanda di pulau bangka selain timah (elvian, 2019:321). baca juga:rimbak, rebak, pemitak, kubak, bebak dan kelekak (bagian delapan) sewaktu kesultanan johor, kesultanan minangkabau (tahun 1641) dan kesultanan banten (tahun 1651) berkuasa di pulau bangka atau pada sekitar awal dan pertengahan abad 17 masehi, sudah berkembang beberapa batin di wilayah bangka bagian selatan, seperti batin olim (dekat sungai olim/ulin), beberapa batin di dekat sungai kepo seperti batin gerunggang, batin jiwad atau batin balaikambang dan batin ketapik (elvian, 2010:65), kemudian batin nyireh (dekat sungai nyireh), batin balar (dekat sungai balar) dan batin pakuk. batin balar dan batin pakuk, oleh bupati nusantara, raja muda (juwaraja) kesultanan banten yang berkuasa di pulau bangka, kemudian dikembangkan sebagai wilayah kepatehan yang dipimpin oleh seorang pateh/patih atau proatin (wakil pateh/patih) yang membawahkan masing-masing sekitar lima batin pengandang (wieringa, 1990:71). pengembangan wilayah pakuk menjadi kepatehan dengan lima batin pengandang menunjukkan wilayah tersebut adalah wilayah penting sebagai penghasil batu berani atau bijih besi. puncaknya pada tahun 1729 masehi, ketika terjadi perselisihan antara sultan mahmud badaruddin i jayo wikromo dengan saudaranya sendiri sultan anom alimuddin, di wilayah pakuk didirikan satu benteng oleh raden klip, putera sultan anom alimuddin. raden klip membangun markas di pakuk yang bertujuan ingin menguasai pusat-pusat penambangan timah yang ada di pesisir barat pulau bangka yang dipertahankan melalui toboali (horsfield, 1848:307). dalam catatan luitenant kolonel h.m. lange, seorang militer belanda yang bertugas di pulau bangka: het eiland banka en zijne aanhoorigheden, en anderen, 1852-1857, halaman 68, …sultan anom (later te palembang terdoodgebragt) alhier, en wijderste pako en elders op banka, gedurende de jaren 1722 tot 1732 verschansingen had opgerigt, ten eindezich op banka staande te houden, maksudnya sejak sultan anom (kemudian dibunuh di palembang) yang telah diusir dari palembang membangun kekuatan di sini, dan yang telah membangun kekuatan tersebar luas sampai di pako (pakuk) dan di tempat lain di pulau banka selama tahun 1722 hingga 1732 untuk berkuasa atas pulau banka. benteng tersebut kemudian dihancurkan oleh abraham patras yang memimpin pasukan voc atas permintaan sultan mahmud badaruddin i jayo wikromo. pasukan voc menyerang dan menghancurkan benteng pakuk dan kemudian dari paku dan bangkakota menyerang ke kubak, sepanjang perjalanan mereka menghancurkan benteng-benteng sultan anom dan akhirnya menghalau sultan anom dari koba. pada bulan agustus 1731, sultan anom dengan 500 pengikutnya melarikan diri ke pulau belitung. kekuatan voc yang sudah mengamankan perdagangan timah dan lada, kembali ke palembang (schuurman, 1898:7-9). pada masa kesultanan palembang darussalam di bawah kekuasaan sultan ahmad najamuddin i adikesumo (memerintah tahun 1757-1776 masehi) dan pada masa pulau bangka dipimpin oleh abang pahang tumenggung dita menggala, wilayah kepatehan pakuk diubah statusnya menjadi kadipaten pakuk (gelar pateh pada masa kesultanan palembang darussalam diganti dengan gelar depati). depati pakuk kemudian membawahkan 6 batin pengandang dan 2 krio. pada masa sultan ahmad najamuddin i adikesumo, untuk meningkatkan produksi timah sebagai penghasilan utama kesultanan palembang darussalam, kemudian didirikanlah beberapa pangkal atau negeri tempat kedudukan demang dan jenang di wilayah depati pakuk. berdirilah beberapa pangkal atau pengkal yaitu pangkal toboali, pangkal kepoh, pangkal balar dan pangkal koba/kubak (sujitno, 2011:160). baca juga:rimbak, rebak, pemitak, kubak, bebak dan kelekak (bagian empat) wilayah pakuk pada masa pemerintahan sultan kesultanan palembang darussalam, muhammad bahauddin (masa pemerintahan tahun 1776-1803 masehi), sekitar tahun 1792 masehi, mengalami masa yang sulit karena merajalelanya perampokan terhadap pangkal-pangkal pusat penambangan timah milik kesultanan yang dilakukan oleh perompak laut yang menamakan diri “rayad” dari siak dan juga mengganasnya para perampok yang menamakan dirinya dengan sebutan lanun (elvian, 2016:81). melalui benteng inilah (maksudnya benteng mulut di sungai kepo), bajak laut illanun melancarkan serangan dari kapo lama di pesisir timur pulau bangka memutar secara ekstrem ke wilayah pesisir barat pulau bangka dan menjarah kawasan toboali dan kampung-kampung di sekitarnya. penjarahan dan perampokan bajak laut illanun kemudian meluas juga di wilayah pesisir timur pulau bangka ke wilayah koba, kurau, pangkol (dekat pangkalpinang) dan kemudian menyerang daerah pedalaman di pakuk, tempat penduduk mengusahakan besi. perampokan bajak laut terhadap wilayah paku, menyebabkan penduduk lari ketakutan dan bersembunyi di dalam hutan, penambangan besi di wilayah paku kemudian terbengkalai dan tidak dilakukan lagi oleh masyarakat. menyerang pemukiman penduduk asli dan daerah yang penting dan luas di paku dan mengulangi kebiadaban yang dilakukan di toboalih (toboali). menurut laporan yang saya terima di pemukiman yang tersisa terdekat dari pangkalpinang dan tirak beberapa ratus keluarga telah direnggut (dirampok) di pemukimannya, tapi jumlah terbesar tewas di hutan akibat kelelahan dan kelaparan; mereka melarikan diri ke distrik utara (dari pangkalpinang, tirak (terak), depa, marawang dan sungailiat) dimana mereka menemukan tempat berlindung dari ancaman. depati paku tewas dalam serangan itu; penerusnya banyak kini bermukim di tirak (horsfield, 1848:317). besi dari wilayah pakuk di samping sebagai upeti kepada sultan palembang, digunakan untuk pembuatan peralatan seperti parang, keris, dan peralatan kesenian seperti tawak tawak serta sangat penting untuk pembuatan meriam. seorang yang ahli dalam pembuatan meriam adalah raden keling, yang diangkat oleh sultan muhammad bahauddin sebagai kepala rakyat di toboalih. buktinya namanya ditoreh pada meriam yang ditemukan di thailand yang jauh dari palembang darussalam bertarikh 1225 h atau 1811 masehi (alamat raden keling ibnu raden prabu jaya fi baladi palembang darussalam sanad 1225 atau 1811. meriam dan pelurunya dibuat dengan besi berkualitas yang diperoleh dari daerah paku di pulau bangka dan besi dari pulau belitung. pada masa pulau bangka berada di bawah kekuasaan inggris (tahun 1812-1816 masehi), wilayah paku (pakoo) bersama wilayah sungaiselan (godong selan), wilayah bangkakota (old settlement of banko kotlo), permis (permissang) dimasukkan ke dalam wilayah south east division (divisi tenggara) bersama-sama dengan wilayah pangkalpinang (stockade of pangkal penang), koba (koba), dan olim (oolim). selanjutnya setelah traktat london dan penyerahan wilayah bangka dari inggris ke belanda, dalam kaart van het eiland banka 1819 dan kaart van het eiland banka en de rivier van palembang, majoor adjhaff, wilayah depati pakuk tampaknya dimasukkan dalam wilayah distrik toboaly. toboalih pada masa ini terbagi atas tiga depati yaitu depati permesang, depati balar dan depati pako. terdapat beberapa kampung dalam wilayah depati pakuk waktu itu seperti toboali, medang, kepo, bayor, bunot, kalar, jelanding, pinang, sinouam, jeramay, randang, mloemoet, oular, nouspaparit, koba dan katepadang. pada saat perang bangka yang dipimpin oleh depati amir (1848-1851 masehi), kampong pako atau pakuk juga dijadikan sebagai pusat gerilya dan persembunyian depati amir. setelah perang bangka yang dipimpin oleh depati amir, data tentang pakuk dapat dipelajari dari catatan tentang distrik koba. tampaknya pada masa ini wilayah pakuk sudah dimasukkan dalam wilayah distrik koba. dalam catatan franz epp, schilderungen aus hollandisch-ostinden, heidelberg, j.c.b. mohr, 1852, halaman 209 dan halaman 212, bahwa jumlah penduduk di distrik koba sebesar, 2.332 orang, terdiri atas pribumi bangka (bankanese) 1.971 orang, melayu (melajen) 52 orang, china (chinesen) 309 orang. penduduk mendiami sekitar 42 kampung di tiga wilayah, yakni di koba terdiri atas 14 kampung, di pakko (paku) terdiri atas 20 kampung dan di kayuara terdiri atas 8 kampung. di ibukota koba/kubak ditempatkan satu administrator orang eropa dan sejumlah kecil tentara. koba/kubak berpenduduk 1.029 orang, pakko (paku) 833 orang dan kayuara 238 orang, serta terdapat 232 orang penduduk yang tinggal diberbagai tambang.***
1
2
»
Tag
# history
# elvian
# akhmad
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Babel Pos 23 Januari 2024
Berita Terkini
RSUD Dr. (H.C) Ir. Soekarno Kini Miliki Layanan Radioterapi
Headline
2 jam
Rudianto Tjen Ajak Masyarakat Bangka Belitung Gunakan Hak Pilih Besok
Headline
2 jam
Tengoklah Pesona Keris Nusantara di Museum Nasional Indonesia
Headline
3 jam
Potensi Megathrust Mulai Disorot
Headline
3 jam
Siswa SMK 4 Semarang Tewas Ditembak Polisi Gara-gara Senggolan Motor
Headline
3 jam
Berita Terpopuler
Kejati Babel Pantau Langsung Dugaan-Dugaan Kecurangan Hasil Pilkada Lewat Spradik
Headline
21 jam
Lagi, Soal Penentu Kerugian Negara Kasus Tipikor Timah, BPK Bukan BPKP!
Headline
19 jam
Wapres Filipina Terus Menebar Ancaman Bunuh, Termasuk Istri Presiden & Ketua Parlemen
Headline
18 jam
Polda Metro Terus Bongkar Sindikat Judol, Ponakan Alm Taufik Kiemas Ditahan
Headline
19 jam
LOKOMOBIL
History
19 jam
Berita Pilihan
Pernyataan Sandra Dewi Mengecewakan, Rp 420 M, Kemana?
Headline
1 bulan
Bos Smelter Ungkap, MoU Dengan PT Timah dan CSR untuk Bantu Pemerintah dan Rakyat
Headline
1 bulan
Sidang Tipikor Tata Niaga Timah Aon Cs, Saksi Tak Sebut Terdakwa?
Headline
2 bulan
Tipikor Timah, dari Super Heboh, Kini Mulai Senyap?
Headline
5 bulan
Dugaan Tipikor KUR BSB Naik Penyidikan, Siapa Calon Tersangka?
Headline
5 bulan