Senin, 25 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Pangkalpinang
Politika
Daerah
Bangka
Bangka Tengah
Bangka Selatan
Bangka Barat
Belitung
Belitung Timur
Komunikasi Bisnis
Advetorial
Kolom
Catatan Politik
Bahasa
History
Taring
Soccer
Lainnya
Gadget
Hiburan
Literasi
Kesehatan
Nasional
Opini
Network
Beranda
Taring
Detail Artikel
Kolaborasi Banjir
Reporter:
ahmadi sopyan
|
Editor:
Syahril Sahidir
|
Kamis , 18 Jan 2024 - 20:12
Ahmadi Sopyan--
kolaborasi banjir oleh: ahmadi sofyan penulis buku/pemerhati sosial budaya sekarang ini setidaknya ada 3 banjir yang sedang kita alami, pertama banjir air (banjir benaran) yang kedua banjir durian dan yang ketiga banjir caleg. ternyata ketiganya bisa kolaborasi lho….. ----------- banjir (air) yang melanda beberapa daerah di bangka, terutama di kota pangkalpinang yang selalu langganan banjir dan di wilayah bangka barat. hujan lebat yang terus melanda membuat genangan air melimpah ruah bahkan tanggul sungai di kebun saya pun harus mengalami jebol. begitulah kehidupan antara kita dan alam (air), sebab kita seringkali melawan alam sehingga alam. beberapa tahun silam, seorang menteri bertanya kepadaa saya saat bertemu di jakarta. “mengapa bangka bisa banjir?” dengan enteng tanpa beban saya menjawab: “banjir di bangka itu sudah ada izinnya pak, resmi”. sang menteri mengerutkan dahi dan kembali bertanya: “kok ada izinnya?” saya kembali menjawab: “izin nambang, izin merobohkan hutan, izin mendirikan bangunan diwilayah air dan sebagainya. apa itu bukan izin banjir?”. mendengar jawaban saya, sang menteri tertawa ngakak. mungkin ini jawaban konyol orang kampung yang rada-rada miring. indonesia dan juga mungkin bangka belitung adalah negeri yang salah kelola. untuk mengatasi musibah banjir yang tak pernah selesai ini kita harus mengeluarkan banyak biaya. milyaran bahkan triliunan rupiah uang negara harus terkuras untuk mengatasi bencana yang sedang melanda negeri ini. air yang seharusnya sebagai sahabat dan kebutuhan utama hidup kita ternyata berubah ganas dan menjadi bencana yang harus kita terima akibat salah urusnya pengelolaan negeri. melihat dan merasakan kejadian musibah demi musibah menimpa negeri ini jangan-jangan republik indonesia bisa berubah menjadi republik “tulah” (kualat). karena bukan ahli air atau ahli pengelolaan dan penataan ruang, maka saya tak berani menulis banyak tentang banjir air yang kini sedang melanda berbagai wilayah di negeri ini. tapi di tengah-tengah derasnya banjir (air) melanda berbagai wilayah tersebut, ternyata ada satu banjir lagi yang melanda di seluruh pelosok negeri ini, yakni banjir caleg yang juga membutuhkan dana tidak kalah besarnya. pemilu diambang pintu, pesta demokrasi sebentar lagi. di mana-mana kita melihat taburan poster, baliho dan stiker yang menampang wajah caleg kita tak kalah deras dengan banjir yang melanda berbagai wilayah. momentum menjelang pemilu ini pun dimanfaatkan oleh banyak caleg dan partai ditengah pusaran banjir air. sebagaimana sifatnya air, banjir caleg ini pun masuk ke rumah-rumah kita dengan seribu janji dan sejuta impian. di berbagai medsos, saya menyaksikan kawan-kawan yang lagi nyaleg, masuk ke rumah-rumah warga memberikan bantuan dan selanjutnya pasti berfhoto ria dengan timses serta masyarakat yang dibantu. tidak lupa simbol pilihan dan apk (alat peraga kampanye) dibagikan diam-diam. berbagai perilaku lebay para caleg terpampang disepanjang jalan dengan menampilkan berbagai fhoto diri serta slogan yang aduhai. misalnya, dr. drs. h. datuk radindo suko jando mudo, atok kulop, sh., mm. mba. mpd. dll. calon pemimpin masa depan! kreatif amanah mantap peduli ramah empati terbukti (kampret). bahkan kalau perlu ditambah bin anu keturunan anu, tidak punya kudis, tidak punya panu. apakah salah para caleg membanjiri pujian terhadap diri sendiri? tidak salah kok. tidak ada satu pun lembaga yang bisa menyalahkan. semua orang apalagi caleg memiliki hak menilai dirinya sendiri, apalagi saat-saat menjelang pemilu seperti sekarang ini. namanya juga iklan, pasti kecap itu nomor 1 bukan nomor 2. pilihannya memang harus 1, sebab kalau ada 2 pilihan apalagi 3, pasti tidak sah. tapi pertanyaannya, apakah rakyat harus dibanjiri dengan kata-kata manis berbentuk pujian terhadap diri sendiri? apakah mengkampanyekan diri harus lebay? semua yang baik, mulia, suci dan sholeh, semuanya ditempelkan atas nama dirinya. dipublikaskan sebagai karakter dirinya. dikatakan sebagai sifat khas yang melekat pada dirinya. orang-orang seperti ini, biar pun dari pangkal leher sampai pantatnya dipenuhi panu, kudis dan kutil, namun kalau pas lagi mau nyalon, pasti dikatakan kinclong, halus, mulus dan bening. sebagai rakyat kita perlu kritis ketika dibanjiri oleh iklan indah para caleg. penting bagi kita untuk mengetahui trackrecord-nya, lingkungan dimana ia berada, bagaimana dirinya ditengah keluarga, tetangga, dan pendidikan serta latar belakang moralnya. karena mereka itu adalah wakil kita yang berarti adalah bagian dari diri kita sebagai rakyat. oleh karenanya penting bagi kita sebagai rakyat untuk cerdas dalam memilih dan kritis melihat para caleg. tanyakan apakah sifatnya sama persis atau paling tidak 50% sama dengan apa yang diiklankan? tetapi, bagi para timses dan caleg itu sendiri, tidak kalah kritis. apakah seorang calon itu harus sama sifat dan kepribadiannya dengan apa yang diiklankan atau paling tidak mendekati sama dengan kalimat-kalimat yang membanjiri baliho dan poster sepanjang jalan tersebut? kan yang paling penting ngiklan dulu, lebay dulu, narsis dulu, nyuri perhatian rakyat dulu, simpati dulu serta mendapatkan suara sebanyak-banyaknya dan lolos menjadi wakil rakyat yang diimpikan. urusan kata-kata dalam iklan atau poster tak perlu dirisaukan, toh seiring perjalanan waktu rakyat pasti lupa, karena memang negeri ini adalah negeri pelupa. memang, kita harus objektif, bahwa tidak semua caleg itu lebay, tidak semua caleg itu sekedar mengumbar ambisi. karena banyak juga di antara mereka itu sudah memiliki pengalaman matang dalam dunia pemerintahan, birokrasi, serta pemahaman mengenai tugas dan wewenang menjadi wakil rakyat atau senator serta trackrecord moral yang baik sehingga pantas untuk mewakili kita sebagai rakyat. namun sayangnya, orang-orang seperti ini umumnya kalah suara dan kalah iklan ketimbang caleg-caleg yang bermodal besar dengan iklan yang besar. oleh karenanya, kepada para caleg yang nanti duduk sebagai wakil rakyat, kami sebagai rakyat sudah tahu bahwa anda-anda semua itu orang pintar, cerdas, jujur, amanah, peduli, rajin, bersih, tidak sombong, suka membantu, banyak menyumbang, bermartabat, rajin tahlil, sholeh dan suci, dan pikiran bersih sebersih-bersihnya. hanya saja satu hal yang perlu disadari, bahwa kami rakyat kecil tidak ingin memiliki wakil rakyat yang lebay dengan membanggakan diri sendiri dengan berbagai iklan manis tersebut. kenapa? karena orang yang benar-benar sholeh, jujur benar-benar setia pada perjuangannya, bersih pikirannya dan suci hatinya, mereka sudah tidak butuh untuk diiklankan, diposterkan, dibalihokan dengan kata-kata. misalnya, almarhum kh. usman fathan tidak butuh diiklankan sebagai orang alim, orang sholeh, orang baik, karena seluruh masyarakat babel sudah tahu hal itu. bahkan saya yakin bi haqqil yaqin jika itu ditulis dan dimuat dalam iklan, kh. usman fathan (allahuryarham) yang dikenal bersahaja tersebut pasti tidak akan mau menerimanya karena rasa malunya lebih besar ketimbang rasa ingin populer seperti kebanyakan para caleg kita sekarang ini. sosok orang yang baik tidak lantas membuat ia menjadi tambah percaya diri karena taburan kata-kata mengenai dirinya dan pujian-pujian atas dirinya, justru sebaliknya akan menjadi beban. jadi, ini berbanding terbalik dengan orang yang rasa percaya dirinya buruk. semakin mereka tidak percaya diri, maka semakin banyaklah ia menyebar kata-kata mengenai siapa dirinya. semakin gencarlah ia membalehokan kehebatan-kehebatan dirinya. cukuplah air membanjiri dengan masuk ke rumah dan kamar-kamar kami sehingga menjadi bencana bagi kami semua. janganlah lagi ditambah dengan banjirnya iklan dan kata-kata manis dari para caleg yang membuat kami semakin sakit perut dan muntah, karena itu juga “bencana kata” bagi kami rakyat kecil. negeri ini menjadi negeri salah urus karena kami rakyat kecil selalu dibanjiri oleh iklan-iklan manis dan para wakil rakyat serta pejabat di negeri ini membanjiri dirinya dengan kekuasaan otoriter dan uang. oya, selain banjir air, banjir caleg, juga sekarang banjir durian. nah, ini bisa kolaborasi asyik. saat masyarakat sedang dilanda banjir, saran saya para caleg bawa bantuan yang salah satunya adalah durian. pasti asyik, 3 banjir kolaborasi….. salam banjir! (*)
1
2
»
Tag
# banjir
# ahmadi
# sopyan
# taring
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Babel Pos 19 Januari 2024
Berita Terkini
Menyambut Hari Guru Nasional: Guru Hebat, Indonesia Kuat
Opini
8 jam
Doa Untuk Guru Agar Mereka Baik-Baik Saja
Opini
8 jam
Pjs Bupati Bangka Selatan Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas Pilkada
Bangka Selatan
8 jam
Pjs Bupati Bangka Barat Berpesan Pemkab Optimalkan Potensi Wisata
Bangka Barat
8 jam
Bawaslu Bateng Ingatkan Peserta Patuhi Aturan Masa Tenang
Bangka Tengah
8 jam
Berita Terpopuler
Nah, 7 Pejabat Bengkulu Terjaring OTT KPK, Cagub Rohidin Terseret?
Headline
17 jam
Keterangan Palsu 2 Saksi Ahli JPU Sidang Tom Lembong, Hamdan Zoelva: Cacat Integritas
Headline
15 jam
Periode Juli-November 2024, Ditreskrimum Polda Babel Bongkar 2 Kasus Perdagangan Orang
Headline
18 jam
Cagub Bengkulu, KPK Terima Orderan?
Headline
14 jam
Rumah Kapolres Juga Ditembaki AKP Dadang Iskandar
Headline
17 jam
Berita Pilihan
Pernyataan Sandra Dewi Mengecewakan, Rp 420 M, Kemana?
Headline
1 bulan
Bos Smelter Ungkap, MoU Dengan PT Timah dan CSR untuk Bantu Pemerintah dan Rakyat
Headline
1 bulan
Sidang Tipikor Tata Niaga Timah Aon Cs, Saksi Tak Sebut Terdakwa?
Headline
1 bulan
Tipikor Timah, dari Super Heboh, Kini Mulai Senyap?
Headline
4 bulan
Dugaan Tipikor KUR BSB Naik Penyidikan, Siapa Calon Tersangka?
Headline
5 bulan