Peneliti BRIN Soroti Program Prabowo-Gibran, Makan Gratis atau Buku Gratis?
Ilustrasi-screnshot-
"Kalau saya riset di Papua, saya menemukan betul betapa anak-anak itu kekurangan makanan. Di beberapa tempat yang tradisi food hunting and gathering, kadang-kadang di rumah itu nggak ada. Makanan beda dengan kita."
BACA JUGA: Zaken Kabinet, Begitulah Rencana Prabowo?
Sehingga, tradisi menyiapkan makanan pagi untuk anak sebelum sekolah tidak ada. Tak jarang siswa keluar rumah membawa parang untuk mencari makan sebelum masuk sekolah.
"Ada juga temuan sekolah yang gurunya kewalahan, ditutup pintunya, mereka naik jendela itu karena memang lapar."
Sehingga, ia menyimpulkan pentingnya proses implementasi yang dalam jangka panjang tentu tidak mudah.
Terlebih, berbagai perdebatan mewarnai proses penerapan makan bergizi gratis ini, seperti beberapa waktu lalu mengenai menu serta anggaran yang diberikan untuk masing-masing anak.
Di balik pentingnya makan bergizi gratis dan buku gratis, ia justru menyoroti bagaimana pemerintah menyejahterakan siswa.
"Jawabannya bukan di sekolah dan makan siang gratisnya. Bagaimana kemudian negara hadir untuk memberikan kesejahteraan untuk setiap warganya," tuturnya.
Bahkan, lanjut Anggi, apabila buku yang hanya diprioritaskan, hal ini bukan menjadi akhir karena output yang diperlukan adalah pengetahuan yang diserap siswa dari buku tersebut.
"Buku itu bukan hanya terkait bukunya, tapi pengetahuan."**