Curhat Para Saksi di Sidang Tipikor Timah: Sekarang Ekonomi Bangka Belitung Hancur
Para Saksi yang Dihadirkan.-screnshot-
KORANBABELPOS.ID. Ketika para saksi yang dihadirkan adalah pengepul, warga pemain timah, maka harapannya sama, yaitu, agar kasus sidang Tipikor tata niaga timah 2015-2022 yang tengah berjalan sekarang i cepat tuntas. Sehingga masyarakat bisa kembali beraktivitas dan bisa mengembalikan perekonomian masyarakat.
Saksi Suyatno alias Asui --pengepul dari Bangka Selatan-- dalam kesaksiannya menjelaskan, dalam proses pembelian pasir timah dari penambang rakyat, dirinya bertindak sebagai pengepul.
"Sekarang imbas hal ini, ekonomi di Bangka Belitung hancur, harga timah juga hancur. Kondisi Bangka pada saat ini 2024, kondisinya banyak yang tidak punya pekerjaan, kemudian kondisi pasar yang sangat sepi," sambung dia.
Ia menyaksikan sendiri bagaimana banyak masyarakat menggantungkan ekonominya pada pertambangan timah tersebut.
Menyinggung soal pembelian timah dari rakyat, diakui Asui ada pertimbangan tersendiri.
BACA JUGA:Saksi: PT RBT Bantu PT Timah dan Penambang Rakyat
"Batas terendah Sn timah (kadar timah) yang diterima oleh saya berada di kadar Sn 68, dan saya sebagai pengepul hanya menerima hasil tambang timah dari masyarakat yang menambang dalam bentuk masih basah sehingga proses pengeringan (goreng) tetap harus dilakukan yang membutuhkan biaya," beber dia.
Asui menjadi saksi dalam sidang lanjutan bebesama beberapa saksi lainnya.
Suyatno alias Asui adalah warga Keposang Toboali Kabupaten Bangka Selatan yang bekerja sebagai pengepul pasir timah hasil pertambangan rakyat. Asui memberi kesaksian bersama stafnya bernama Husni.
Dihadirkan pula sebagai saksi adalah Direktur CV Candra Jaya bernama Yusuf dan Direktur CV Semar Jaya Perkasa bernama Marzoshin.
Momen memberikan kesaksian di hadapan hakim dalam persidengan tersebut dijadikan ajang curhat oleh para saksi bagaimana kondisi saat ini telah menghantam mata pencaharian mereka dan ekonomi Bangka Belitung secara keseluruhan.
Husni salah satu saksi menceritakan bagaimana penambangan timah telah jadi sumber pendapatan dan penghidupan bagi warga lokal. Bahkan, lantaran tak terserap oleh PT Timah waktu itu, para penambang rakyat itu sampai harus menjual pasir timah mereka di pinggir jalan secara eceran.
"Hampir semua orang di sana jualan pasir timah di pinggir jalan dengan harga 120-130rb/kg seperti menjual bensin eceran," tutur Husni dalam kesaksiannya.