Warning BMKG, Ada Wilayah Masuk HTH, Agustus, Babel Masih Kemarau
Ilustrasi-screnshoot -
Berdasarkan hasil monitoring BMKG, wilayah Jawa Timur, NTB, dan NTT mengalami periode panjang tanpa hujan (HTH) dalam kategori Ekstrem Panjang (>60 hari).
Salah satu contohnya adalah HTH terpanjang yang terjadi di Mapoli, Kota Kupang, NTT selama 92 hari.
Peringatan dini ini merupakan upaya BMKG untuk memberikan informasi yang penting kepada masyarakat terkait kondisi cuaca yang dapat berdampak pada kehidupan sehari-hari.
Masyarakat diharapkan dapat lebih waspada dan siap menghadapi potensi kekeringan dengan cara melakukan langkah-langkah pencegahan yang tepat.
Kondisi kekeringan ini memang merupakan tantangan yang serius dan memerlukan kerja sama semua pihak untuk mengatasi dampaknya.
BACA JUGA:BMKG Peringatkan Indonesia, Siaga Kemarau!
Selain itu, perlu adanya tindakan preventif dan mitigasi yang lebih intensif agar kekeringan tidak semakin memburuk dan merugikan bagi banyak orang.
Menurut Analisis Dinamika Atmosfer Dasarian II Juli 2024 yang dirilis oleh BMKG pada 23 Juli 2024, sebanyak 45% dari Zona Musim (ZOM) Indonesia telah memasuki musim kemarau.
Ada sederet wilayah yang saat ini masih berlangsung mengalami musim kemarau meliputi sebagian Aceh, Sumatra Utara, Riau, Bengkulu, Jambi, Sumatra Selatan, Lampung, Banten, hingga Nusa Tenggara Timur (NTT), Kalimantan Selatan, Sulawesi Tengah, dan Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, serta Papua Selatan.
Beberapa wilayah Indonesia yang baru akan memasuki musim kemarau pada periode Juli dasarian III hingga Agustus dasarian II tahun 2024 mencakup: sebagian Bangka Belitung, sebagian kecil Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku Utara, Maluku, Papua Barat, dan sebagian Papua.
Data ini penting untuk perencanaan dan pengelolaan sumber daya alam serta mitigasi risiko terhadap dampak musim kemarau.
Sebagai informasi tambahan, BMKG juga memberikan prakiraan cuaca untuk memberi informasi lebih lanjut kepada masyarakat mengenai perubahan musim di berbagai wilayah Indonesia.***