Bak
Ahmadi Sopyan--
TIGA hari yang lalu, Selasa, 2 Januari 2024, mengawali tahun baru, sekitar jam 05.30 WIB Bak diketahui meninggal dunia oleh kakak perempuan saya, Farinah (anak ke-7). Tubuhnya masih hangat, namun kakinya sudah sangat dingin terbujur kaku di atas ranjang tidur bersebelahan dengan kursi rodanya. Saya yang berada di Pundok Kebun tak jauh dari rumah, pun bergegas datang ketika mendapat kabar via telpon dan anak Bak ke-8, Fitriani. Di rumah sudah banyak masyarakat yang melayat dan membacakan Yasiin.
Alhamdulillah, walaupun bukan orang terkenal, bukanlah pula tokoh hebat dan hanyalah orang kampung bersahaja sebagaimana orang-orang kampung lainnya, ketika wafat, banyak yang melayat dan menyolatkan. Dari mulai Pj. Gubernur, Pj. Bupati, Bupati Bangka Barat, Kepala Densus 88, Mantan Bupati, Rektor, mantan Rektor, mantan Wakil Walikota Pangkalpinang, tokoh agama, tokoh masyarakat, wartawan, dan ratusan masyarakat lainnya. kami anak, cucu dan menantu memandikan Bak, terasa tubuhnya masih hangat dan tidak begitu kaku. Kami tidak begitu sedih, bahkan tersenyum, sebab kami yakin sekali Bak adalah orang baik dan meninggal dunia dalam keadaan bersih dan baik.
Ba’da Zuhur, di Masjid Rahmatuddin di depan rumah, Bak disholatkan oleh ratusan Jama’ah dengan diimami oleh putranya yang ke-5, Marwan. Selesai disholatkan, hendak dibawa ke kuburan, hujan mengguyur Desa Kemuja mengiringi keranda Bak hingga ke pemakaman. Namun ketika tubuh kaku Bak hendak dimasukin ke liang lahat, hujan pun berhenti dan kami anak, cucu, menantu dan warga menguburkan Bak dengan khidmat. Bak telah pergi meninggalkan sejuta kenangan indah dan teladan kehidupan. Bak memberi nasehat tidak dengan indahnya kata-kata berupa ucapan, tapi langsung praktek teladan kehidupan. Tidak sekedar memberi contoh, tapi menjadi contoh, itulah Bak.
Salam Bak!(*)