Hujan dan Petir Masih Ancam Beberapa Wilayah Bangka Belitung

ilustrasi hujan-Antaranews.com-

KORANBABELPOS.ID.- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai hujan lebat yang disertai petir dan angin kencang di beberapa wilayah Bangka Belitung, hari ini, Sabtu, 8 Juni 2024.

Laman BMKG Pangkalpinang menyebut potensi hujan lebat disertai petir dan angin kencang diprediksi terjadi di Kota Mentok, Sungailiat dan Sungaiselan di siang hari.  Sedangkan Kota Jebus, Koba, Pangkalpinang. Selat Nasik, Tanjungpandan dan Toboali diprakirakan terjadi hujan dengan intensitas ringan pada siang hari.

Sementara untuk Kota Manggar diprakirakan cerah berawan siang hingga dan malam hari. Hal ini juga terjadi pada semua wilayah Babel pada malam hari yang diprakirakan cerah berawan

BACA JUGA:Kurangi konsumsi kafein saat menghadapi cuaca panas

BMKG juga memprediksi suhu udara di wilayah Bangka Belitung berada di kisaran 24-32 derajat celcius dan kelembaban Udara berada di kisaran 70-95 persen.***

Waspada La Nina

Di sisi lain, BMKG memprakirakan fenomena La Nina akan masuk ke Indonesia khususnya Bangka Belitung Pada Juli hingga akhir 2024.  Prakirawan Stasiun BMKG Bangka Belitung Normi Ardiani mengatakan La Nina yang terjadi diprediksi dengan intensitas lemah. Namun begitu, masyarakat diharap tetap waspada adanya peningkatan curah hujan.

“La Nina yang terjadi di musim kemarau akan meningkatkan curah hujan membuat cuaca pada musim kemarau jadi lebih basah. Sedangkan yang perlu ditingkatkan kewaspadaan ketika La Nina terjadi di musim penghujan bisa menyebabkan curah hujan tinggi dan memicu bencana seperti banjir,” jelas Normi.

Normi menjelaskan bahwa fenomena La Nina datang jika terjadi anomali suhu di pasifik tengah timur lebih dingin dibanding normalnya.

BACA JUGA:Ini Masalah Kulit saat Berpuasa di Cuaca Ekstrem

Sehingga uap air bergerak dari pasifik tengah menuju wilayah Indonesia dan menyebabkan terjadi peningkatan curah hujan.

“Selan itu, perlu diwaspadai juga adanya fenomena Madden Jullian Oscillation (MJO) yang sedang aktif saat ini di wilayah Indonesia,” ujarnya.

MJO berkaitan dengan potensi peningkatan awan hujan di wilayah yang dilaluinya. Dalam hal ini, masyarakat bisa memantau peringatan dini curah hujan tinggi yang dikeluarkan oleh BMKG untuk melakukan upaya adaptasi dan mitigasi.

“Dampak dari fenomena La Nina yang pertama adalah dapat memicu bencana seperti banjir, tanah longsor, angin kencang dan puting beliung. Masyarakat juga bisa mewaspadai penyakit yang bisa muncul akibat curah hujan tinggi ini. Kemudian pemerintah bisa melakukan upaya adaptasi dan mitigasi seperti pengelolaan banjir,” jelasnya. 

Tag
Share