Trend E-Commerce dan Pembelajaran di Sekolah
Eva Yuliasriasari--
Kenaikan jumlah pengguna e-commerce sampai saat ini masih terus meningkat, sampai akhir tahun 2023 pengguna e-commerce di Indonesia naik sebesar 12, 79% dan akan diprediksi akan terus bertambah di tahun 2024.
Menyikapi hal tersebut, toko konvensional atau offline harus punya strategi agar bisa bersaing dengan belanja online masyarakat. Toko konvensional di era digital ini dengan mengikuti tren harus melakukan penjualan secara online juga dengan mendaftarkan diri di marketplace yang tersedia di Indonesia agar bisnisnya terus berjalan karena sampai saat ini warga negara Republik Indonesia sangat suka belanja online.
Akan tetapi, dari fakta di atas, ada hal yang perlu untuk diketahui. Selain kelebihan yang tersedia, ada juga kelemahan dari berbelanja e-commerce. Kelemahan pertama; bisa mengganggu manajemen keuangan, karena praktis dalam pembayaran sehingga membuat kita tertarik berbelanja terus-menerus tanpa memerhatikan manajemen keuangan.
Kelemahan kedua yaitu dengan belanja online kita tidak bisa melihat atau mengecek langsung barang yang kita beli sehingga kadang barang yang dibeli tidak sesuai ekspektasi. Ketiga; kelemahan cenderung membeli barang yang tidak diperlukan karena termakan promosi atau endorse. Dan kelemahan berikutnya yang sangat perlu kita waspadai adalah jangan sampai tertipu toko yang ada di marketplace.
Dikaitkan dengan pembelajaran ekonomi, fenomena ini dapat dipahami bagaimana tata cara mengatur pola ekonomi dan bisnis sejak muda kepada siswa. Maraknya trand e-commerce bagi kalangan masyarakat tentu tak dapat kita bendung.
Sedikit solusi untuk bisnis konvensional yang bersaing dengan bisnis online agar tetap beroperasi tentu sangat membantu. Hal ini akan dengan lancar dan tetap mendapatkan keuntungan besar.
Misalnya, pertama; lakukan inovasi agar barang yang dijual bisa bersaing dengan produk lain untuk mengikat ketertarikan masyarakat. Kedua yaitu; lakukan potongan harga atau hadiah special agar masyarakat menanti dan tertarik untuk berbelanja dan bisa menjadi salah satu strategi yang efektif.
Ketiga; memberikan pelayanan terbaik seperti saran dan kritik (lebih). Keempat; lakukan marketing secara online dengan mempromosikan melalui media sosial (agar masyarakat banyak mengetahui informasi mengenai usaha tersebut). Hal ini yang utama; melakukan kolaborasi penjualan dengan strategi penjualan offline dan penjualan online.
Pembelian bisa dilakukakan secara langsung maupun melalui online baik melalui media sosial maupun dengan marketplace serta memfasilitasi pengantaran langsung (delivery).
Kegiatan tersebut sudah diterapkan di sekolah terkait pada pelaksanaan inkokulikuler sekolah (projek P5 tema kebudayaan menyemangati UMKM). Dalam kegiatan ini peserta didik melakukan penjulan secara konvensional; makanan, minuman serta kerajinan dalam bentuk bazar serta dikolaborasikan dengan cara penjualan online.
BACA JUGA:Membentuk Karakter Siswa yang Kuat Melalui Salat Zuhur Berjemaah di Sekolah
Masyarakat yang membeli secara online dapat mendapatkan produk yang dibeli dengan menunggu di rumah karena difasilitasi pengantaran (delivery). Produk yang dijual peserta didik pun berinovasi serta beragam. Strategi tersebut ternyata bisa menjadi pengalaman bagi peserta didik dalam menerapkan kegiatan ekonomi baik kegiatan produksi, distribusi maupun konsumsi yang bermanfaat untuk mereka.(**)