Urang Budu Beng Kadep
Ahmadi Sopyan-screnshoot-
Memang, dalam pandangan saya pribadi, tidak ada orang pintar maupun orang bodoh, yang ada hanyalah orang yang tahu dengan persoalan dan orang yang kurang paham dengan persoalan tersebut. Misalnya, saya mungkin paham sebuah persoalan, memahami ilmu politik, tapi belum tentu dan pastinya tidak tahu (buta dan tidak menguasai) persoalan yang lain seperti ekonomi, sejarah, pertanian, pendidikan, sosial, agama dan lain sebagainya. Karena pada kenyataannya tidak ada manusia yang menguasai segala lini kehidupan.
Menyambung fenomena yang diutarakan kawan dari kampung tadi, dihadapan anak-anak muda, saya sok bijak mengatakan bahwa tidak ada seorang pun didunia ia menjadi besar karena dirinya sendiri. Seseorang akan menjadi besar, terhormat karena dukungan dan peran banyak orang. Juga tidak ada orang besar karena menjatuhkan orang lain. Kebenaran mungkin bisa terdesak, tapi tak pernah musnah. Untuk itu seluruh hidup harus diabadikan untuk kebenaran sekecil apapun. Karena saat ini wajah umat Islam sudah dalam kategori sangat mengkhawatirkan, kita mayoritas tapi gampang dipecah belah. Kita mayoritas tapi kalah suara dan kalah aksi dengan minoritas. Semoga ini bukan sekedar “karena merasa” dan bukan pula karena “salah rasa”.
Memang, sudah masanya sekarang ini Cicak menyebut dirinya Tokek, Biawak merasa Buaya, Kucing mengaku Harimau, Cacing menyebut dirinya Naga, bahkan yang paling menggelikan adalah Kerbau hendak terbang seperti Elang. Sehingga semua merasa diri pantas tampil “beng kadep” (terdepan). Jangan-jangan termasuk saya juga, karena masih bodoh dan bukan siapa-siapa tapi sering juga disuruh “beng kadep”!!(*)
Salam Beng Kadep!(*)