Nabi Muhammad SAW Beri Isyarat Pada Umat Islam Sebelum Bebaskan Mesir
ilustrasi-sreenshot-
Setelah Mesir berhasil dibebaskan dari Imperium Romawi, pasukan muslimin pun melangkahkan kaki ke Mesir bertepatan pada 1 Ramadhan 20 Hijriyah.
Keberhasilan kaum muslimin membebaskan Mesir ini sekaligus mengakhiri periode panjang kekuasaan Romawi di Mesir.
Namun sebelum itu, Pemerintahan Romawi Timur memang telah diguncang karena Mesir telah ditakhlukkan dan diduduki selama satu dekde oleh Kekaisaran Persia.
Kekaisaran Persia menduduki Mesir pada tahun 618-629 sebelum akhirnya ditakhlukkan kembali oleh kaisar Bizantium Heraclius.
Amru bin Ash pun mengambil keuntungan dari kelelahan Bizantium dan membebaskan Mesir 10 tahun setelah penakhlukkan kembali oleh Heraclius.
Selama kaum muslimin membebaskan negara Mesir dari penjajahan imperium besar, Alexandria adalah ibu kota Mesir.
Ketika Alexandria dibuka, para kaum muslimin menggunakan rumah-rumah yang ditinggalkan oleh Bizantium sebagai markas.
Pada saat itu, Amru bin Ash ingin agar Alexandria tetap menjadi ibu kota Mesir, sehingga beliau menulis surat atas usulan tersebut kepada Umar bin Khattab.
Akan tetapi Umar bin Khattab menolak dengan alasan bahwa Alexandria merupakan kota Maritim.
Umar bin Khattab mewaspadai akan kemungkinan bahaya jika angkatan laut Bizantium akan menyerang kembali sewaktu-waktu.
Khalifah Umar bin Khattab pun menyarankan agar ibu kota Mesir didirikan di lokasi pusat yang lebih berada di tengah yang jaraknya tidak terlalu jauh dari Madinah.
Berkat keberhasilan itu, Amru bin Al-Ash pun diangkat sebagai Gubernur Mesir dan menjadikan Kota Fustat (sekarang Kairo) sebagai pusat pemerintahan.
Sebelumnya, pada 18 Hijriah atau 639 Masehi, Khalifah Umar juga telah menunjuknya sebagai Gubernur Palestina dan Yordania.***