Nyanyian Palsu Berbuah Duka
Ilustrasi--
Cerpen Iyek Aghnia
SINAR matahari menerobos masuk ke dalam ruang kerja Pak Pemimpin Kampung. Lelaki flamboyan yang kini mengemban amanah sebagai pemimpin Kampung itu terkejut ketika mendengar ada suara ketokan di pintu kamar kerjanya. Nada ketukannya berbeda. Dia seolah paham, siapa yang mengetuk pintu ruang kerjanya itu.
Kakinya segera melangkah ke arah pintu kamar kerjanya untuk memastikan. Langkah Pak Kepala Kampung terhenti seketika, begitu dia melihat sosok perempuan dari balik pintu yang sedikit terbuka. Dia segera mendorong pintu dengan sekuat tenaga. Menutupnya rapat-rapat. Menguncinya. Krekkkk...
Krekkkk...
Dia sama sekali tidak menyangka akan kedatangan seorang perempuan muda itu secara tiba-tiba.
Hati Pak Pemimpin Kampung sedang dilanda kegundahan. Dia tertegun karena kehadiran wanita berpakaian serba putih di Kantornya tadi pagi. Perempuan itu menebar senyuman penuh arti saat melihat dirinya.
Mendadak kepala Pak Kepala Kampung pusing. Matanya tiba-tiba berkunang-kunang. Dia ambruk. Tak berdaya. Tubuhnya roboh di lantai ruang kerjanya yang asri.
Suasana kantor Pemimpin Kampung saat matahari di atas kepala, mendadak heboh. Para pegawai kantor dengan dibantu para warga yang datang ke kantor Pemimpin Kampung segera menggotongnya ke rumah. Membaringkannya di atas ranjang. Dia tidak sadar.