Kandidat Rais Aam PBNU, Ada 2 Figur Besar
Imam Jazuli-screnshot-
BURSA kandidat Rois Am sudah mulai diusulkan banyak kalangan Pesantren, dua sosok ideal mengemuka secara kuat, pertama adalah Prof Dr KH Asep Saifuddin Chalim MA, berikutnya adalah Prof Dr KH Said Aqiel Siraj MA.
------------------
DUA figur yang kharismatik baik secara itelektual maupun kapasitas lainnya yang dibutuhkan oleh nahdliyin hari ini.
Profesor Kiai Asep bukan sekadar seorang ulama terpandang, tetapi juga figur visioner yang berhasil mentransformasi Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) menjadi organisasi guru yang mandiri, produktif, dan diperhitungkan di kancah nasional. Bahkan kabarnya periode kepengurusannya hari ini yang tanpa SK dari PBNU, meski demikian, di bawah kepemimpinannya, Pergunu tidak lagi hanya menjadi pelengkap, melainkan pilar penting dalam ekosistem pendidikan Nahdlatul Ulama (NU) dan Indonesia.
Salah satu penekanan utama Kiai Asep, panggilan akrabnya, sejak awal memimpin Pergunu adalah pentingnya kemandirian. Beliau secara tegas menyatakan bahwa Pergunu dalam masa kepemimpinannya tidak akan terus bergantung pada PBNU, melainkan harus mampu menjadi organisasi yang menopang PBNU melalui program-program produktifnya.
Visi tersebut bisa diwujudkan melalui berbagai inisiatif strategis yang berfokus pada penguatan sumber daya manusia (SDM) dan kemandirian finansial. Kiai Asep, yang juga dikenal sebagai "Kiai Miliarder" karena kesuksesannya mengelola pesantren dan berbagai unit usaha, juga sering membagikan kunci suksesnya tersebut kepada para kader Pergunu: keteguhan hati, kesabaran, keikhlasan, dan kerja keras.
Selain itu, Kiai Asep memiliki keyakinan mendalam bahwa kader Pergunu harus tampil sebagai solusi atas berbagai masalah keumatan dan kebangsaan. Oleh karena itu, program-program kerja di bawah arahannya sangat menekankan pada peningkatan kompetensi guru NU.
Beberapa inisiatif kunci dan terobosan yang dilakukan Kiai Asep pada Pergunu, meliputi: Satu, peningkatan Kualitas SDM, yaitu dengan menggalakkan pelatihan dan pendidikan berkelanjutan untuk mewujudkan sumber daya Pergunu yang mumpuni.
Kedua, aktif melakukan advokasi dan perlindungan, dengan memperkuat peran Pergunu dalam mengadvokasi hak-hak guru dan tenaga pendidik NU, memastikan kesejahteraan dan perlindungan profesi mereka.
Ketiga, membangun jaringan dan kolaborasi untuk memperluas jejaring Pergunu, baik dengan institusi pendidikan lain, pemerintah, maupun lembaga terkait, untuk membuka lebih banyak peluang bagi anggotanya.
Di bawah kepemimpinan Kiai Asep, Pergunu nyatanya mengalami pertumbuhan signifikan, baik dari segi keanggotaan maupun jangkauan program. Pelantikan pengurus di berbagai wilayah dan daerah yang begitu semarak dengan program-program menjadi bukti nyata ekspansi organisasi ini.
Keberhasilannya tidak hanya terlihat dari sisi organisasi, tetapi juga dari inspirasi yang ia berikan kepada para guru. Kiai Asep sering berbagi kisah hidupnya yang inspiratif, dari nol hingga mencapai kesuksesan, yang memotivasi ribuan guru NU untuk gigih dan ulet dalam menjalankan profesi mulia mereka.
Selain itu, kisah sukses Kiai Asep memimpin Pergunu adalah tentang keberanian untuk bermimpi besar dan konsistensi dalam mewujudkannya. Dengan landasan kemandirian dan fokus pada peningkatan kualitas SDM, Pergunu di bawah kepemimpinannya siap menghadapi tantangan zaman dan terus berkontribusi nyata bagi kemajuan pendidikan di Indonesia.
Maka bermodalkan hal di atas ini, Kiai Asep tentu saja sangat layak menahkodai PBNU sebagai Rois Am, apalagi pesatren Kiai Asep (PP Amanatul Umat) sangat besar dengan jumlah puluhan ribu santri.