Rangkaian Puncak Haji Lancar

Jemaah Saat Meninggalkan Muzdalifah. -screnshot-
SETELAH bermalam di Muzdalifah, jamaah haji Indonesia mulai bergerak menuju Mina untuk melaksanakan prosesi lontar jumrah, Jumat, 6 Juni 2025, dini hari waktu Arab Saudi.
-------------
PERGERAKAN itu menandai tahapan penting dalam rangkaian ibadah haji setelah wukuf di Arafah dan mabit di Muzdalifah. Sejak lewat tengah malam, ratusan bus mulai diberangkatkan secara bergelombang untuk menghindari kepadatan.
Sebagian jamaah menjalani mabit secara penuh dengan bermalam di padang pasir Muzdalifah, sementara lainnya mengikuti skema murur—hanya melintasi Muzdalifah tanpa turun dari kendaraan namun tetap dianggap sah secara fikih.
Jamaah dalam kondisi baik dan bersiap untuk melaksanakan lontar jumrah. Proses keberangkatan berlangsung tertib dan terkoordinasi dengan baik oleh petugas kloter dan syarikah.
Para jamaah yang mabit di Muzdalifah sebelumnya melaksanakan salat Magrib dan Isya secara jamak qashar, lalu beristirahat di tempat terbuka tanpa tenda, dengan hanya beralaskan karpet di atas pasir.
Meski demikian, semangat beribadah tetap tinggi meski suhu udara cukup dingin dan angin kencang sempat berembus di malam hari. Kini, seluruh jamaah tengah bersiap menghadapi lontar jumrah di Mina, dimulai dari Jumrah Aqabah. Prosesi itu dilakukan dengan melempar tujuh batu kerikil ke tiang jumrah sebagai simbol penolakan terhadap godaan setan.
Sebelumnya, Ketua MUI Bidang Fatwa KH Asrorun Ni'am Sholeh menegaskan bahwa baik jamaah yang mabit langsung di Muzdalifah maupun yang menggunakan skema murur, seluruhnya telah memenuhi kewajiban mabit sesuai ketentuan syariah.
“Semua ibadahnya sah. Skema murur adalah bentuk kemudahan syariah dalam kondisi tertentu, terutama untuk menghindari kemacetan ekstrem,” jelas Ni'am yang juga menjabat sebagai Mustasyar Dini Misi Haji 2025.
Perjalanan dari Muzdalifah ke Mina menjadi momentum penting bagi para jamaah untuk melanjutkan rangkaian ibadah haji, yang akan dilanjutkan dengan mabit di Mina dan lontar jumrah pada hari-hari tasyrik.***