Sabtu, 23 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Pangkalpinang
Politika
Daerah
Bangka
Bangka Tengah
Bangka Selatan
Bangka Barat
Belitung
Belitung Timur
Komunikasi Bisnis
Advetorial
Kolom
Catatan Politik
Bahasa
History
Taring
Soccer
Lainnya
Gadget
Hiburan
Literasi
Kesehatan
Nasional
Opini
Network
Beranda
Taring
Detail Artikel
Ngiret Kaleng
Reporter:
Ahmadi Sopyan
|
Editor:
Syahril Sahidir
|
Kamis , 15 Feb 2024 - 19:45
Ahmadi Sopyan-dok-
ngiret kaleng oleh: ahmadi sofyan penulis buku / pemerhati sosial budaya hari pemilihan sudah usai, rakyat sudah menentukan pilihannya. semoga tidak kita temukan di bangka belitung ini para caleg gagal yang berperilaku ngiret kaleng, ngiret drum, ngiret galon, atau ngiret tedmon. --------------- “dindo……, setelah pemilu besok, ka kek abang harus pergi ke rsj di sungailiat! kite menjenguk para caleg-caleg ngiret kaleng. kite bedue ne harus bertanggungjawab terhadap caleg-caleg gagal yang ngiret kaleng!” melalui handphone, suara serak-serak becek yang disertai tawa ngakak dari tokoh besar “perkeliruan” bangka belitung, agus adaw membuat saya tak kuasa juga membalas tawanya di tengah malam buta sebelum hari pencoblosan. “siap kando, mun partai dak de yang nek bertanggungjawab, kite yang bertanggungjawab. mun rsj dak mampu menampungnya, kita minta dana kepada pemerintah untuk membuat perkampungan sendirik untuk mereka, name e kampong ngiret kaleng. kando yang jadi kades atau lurah e” jawab saya santai yang juga disambut tawa ngakak agus adaw si “manusia setengah waras” ini. *** “ngiret kaleng” entah sejak kapan kalimat ini diungkap dan dipopulerkan di negeri serumpun sebalai (bangka belitung). tapi semenjak saya pulang ke bangka pertengahan tahun 2008 silam, kalimat ini sudah sangat populer saya dengar dari mulut ke mulut, terutama di obrolan warung-warung kopi di pangkalpinang bahkan di kampung-kampung. secara harfiah, “ngiret kaleng” memiliki arti “menyeret atau menarik kaleng”. tetapi makna yang dimaksud dengan kalimat tersebut sebetulnya adalah gila, stress atau frustasi yang berlebihan. lebih luasnya “ngiret kaleng” bermakna perilaku seseorang yang stres atau gila dengan mengikat kaleng menggunakan kakinya lalu diseret atau berperilaku seperti anak kecil bermain atau menyeret/menarik mobil-mobilan. perilaku “ngiret kaleng” ini adalah perilaku yang diakibatkan oleh harapan besar terhadap sesuatu dengan perilaku yang berlebihan dan rasa percaya diri yang terlalu tinggi, namun akhirnya gatot (gagal total) tidak seperti yang dibayangkan. yang dibayangkan hanyalah kesuksesan semata serta mengabaikan kemungkinan-kemungkinan lain yang sebaliknya. sikap ini tidak diiringi dengan mental spiritual yang memadai karena merasa kesuksesan itu dapat diraih dengan segala kemampuannya sendiri. misalnya dalam pencalonan untuk mendapatkan jabatan atau posisi. perilaku berlebihan dilakukan seperti menghambur-hamburkan bantuan, pemberian, bahkan pembelian suara yang tentunya menghabiskan dana yang tidak sedikit sehingga harus menjual atau menggadaikan aset bahkan meminjam kepada keluarga atau teman dengan harapan setelah posisi didapatkan uang gampang untuk dikembalikan, entah itu dengan cara bermain proyek maupun dengan cara-cara lainnya diluar tugas dan wewenang jabatan yang ia duduki serta gaji yang didapatkan. kepribadian yang tidak matang akibat kurangnya ilmu serta wawasan bahkan pergaulan sosial ditambah mental spiritual yang tidak kokoh, membuat seseorang gampang mengalami stress atau depresi alias “ngiret kaleng”. perilaku “ngiret kaleng” ini bisa terjadi pada siapa pun dan bisa diakibatkan oleh apapun, bukan hanya masalah meraih jabatan atau posisi. karena ia bisa terjadi ketika terjadi masalah keluarga, pacaran, ekonomi, bisnis, dan sebagainya. namun yang paling kerapkali menjadi bahan diskusi dan ramai diperbincangkan bahkan kadangkala perbincangan itu dibumbu-bumbui adalah persoalan “ngiret kaleng” ketika seseorang yang berambisi meraih sebuah jabatan seperti dalam pemilu seperti ini, tapi mengalami gatot (gagal total). caleg gagal memang sangat rentan mengalami stres, depresi atau gangguan jiwa yang mengarah pada gila alias “ngiret kaleng”. penyebabnya, posisi terhormat sebagai wakil rakyat yang didambakan dan status sosial di masyarakat gagal didapatkan, padahal dirinya sudah yakin dan sudah menggelontorkan banyak dana serta memasang baliho bergambar diri dimana-mana dengan tagline yang menggoda. wajar saja jika rumah sakit jiwa se-antero nusantara pun membuka pintu lebar-lebar jauh sebelum pemilu berlangsung untuk menyambut tamu-tamu baru, yakni para caleg gagal yang “ngiret kaleng”. selain terlalu percaya diri alias yakin pasti jadi anggota dewan, caleg yang mengalami depresi akibat selama pencalonan mereka sudah memposisikan diri lebih tinggi dan lebih penting dari masyarakat dan lingkungannya. oleh karenanya ketika harapan itu diluar kenyataan, ia merasa kehilangan harga diri dan malu, sehingga tidak siap untuk berhadapan dengan lingkungannya. oleh karenanya, siapa pun kita dan apa pun posisi yang kita sandang, janganlah membuat kita merasa lebih penting dan lebih hebat dari masyarakat di mana kita berada. karena pepatah lama mengatakan “roda terus berputar, kadang dibawah kadang diatas”. ketika dibawah kita tidak mencela dan ketika diatas tidak tepuk dada. perilaku sadar diri dengan tidak berlebihan dalam bersikap, memperluas pergaulan serta menambah wawasan dengan banyak membaca serta terus meningkatkan mental spiritual adalah modal utama untuk jauh dari depresi, putus asa sampai dengan “ngiret kaleng”. bagi caleg yang gagal, marilah kembali seperti biasa sebagaimana sebelum anda menjadi caleg. kita manusia hanya wajib berusaha, tapi soal hasil itu ada di tangan tuhan. kembalilah ke tengah masyarakat sebagai diri sendiri. banyak cara lain untuk berbuat yang lebih baik bahkan jauh lebih baik dari hanya menjadi seorang anggota dewan (legislatif). yakinlah bahwa keluarga menyayangi anda dan tunjukkan bahwa anda pantas dibanggakan dan disayangi oleh keluarga. menjadi seorang anggota dewan bukanlah segalanya, karena itu hanya bagian kecil dari sebuah jabatan di dunia yang sebenarnya sangat tidak pantas diperebutkan apalagi sampai membuat kita “ngiret kaleng”. saatnya kembali menyisingkan lengan baju dan kembali bekerja seperti semula. tak ada kata malu dan menyerah karena diri anda jauh lebih berharga daripada sekedar jabatan anggota dewan. mantapkan langkah menuju hari esok yang jauh lebih baik dan bersinar. puih…. sok ngenasehatin deh saya ini!! nah, cukup disini dulu tulisannya, saya harus permisi, karena ada proyek penting, yaitu mau “ngiret” mobil burok kawan yang lagi mogok. maklum, mobilnya tiap hari digunakan ngiret solar eh, maksudnya ngerit solar! salam ngiret kaleng! (*)
1
2
»
Tag
# kaleng
# ngiret
# ahmadi
# sopyan
# ringan
# catatan
# taring
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Babel Pos 16 Februari 2024
Berita Terkini
OnePlus Siapkan Pad Pro 13 inci
Komunikasi Bisnis
4 jam
Kerennya Oppo Reno12F "Harry Potter"
Komunikasi Bisnis
4 jam
Jalan 10 Menit Setelah 1 Jam Duduk Bisa Turunkan Tekanan Darah
Kesehatan
4 jam
Terapi Dingin Tingkatkan Kualitas Tidur
Kesehatan
4 jam
Jalan Kaki Dapat Tingkatkan Harapan Hidup
Kesehatan
4 jam
Berita Terpopuler
Sepekan Tak Masuk Kerja, Ditemukan Tewas Tergantung, Fauzan: Dipastikan Anggota Polri
Headline
18 jam
Kabag Ops Polres Solok Selatan Tembak Kasat Reskrim Hingga Tewas
Headline
14 jam
Ingin Bawa Spanyol Jadi Juara di Piala Dunia 2026, Nico Williams: Mengulang Memori 2010
Soccer
21 jam
Nama-Nama Khotib Jumat di Masjid di Kota Pangkalpinang, Jumat, 22 November 2024
Pangkalpinang
18 jam
Erzaldi: Belinyu Berpeluang Jadi Destinasi Unggulan
Headline
18 jam
Berita Pilihan
Pernyataan Sandra Dewi Mengecewakan, Rp 420 M, Kemana?
Headline
1 bulan
Bos Smelter Ungkap, MoU Dengan PT Timah dan CSR untuk Bantu Pemerintah dan Rakyat
Headline
1 bulan
Sidang Tipikor Tata Niaga Timah Aon Cs, Saksi Tak Sebut Terdakwa?
Headline
1 bulan
Tipikor Timah, dari Super Heboh, Kini Mulai Senyap?
Headline
4 bulan
Dugaan Tipikor KUR BSB Naik Penyidikan, Siapa Calon Tersangka?
Headline
4 bulan