Tradisi Panen Raya Sawah di Desa Penutuk

Tradisi Panen Raya Sawah di Desa Penutuk.-Istimewa-
Memperkuat Ikatan Sosial dan Melestarikan Budaya Lokal
Desa Penutuk, Kecamatan Lepar, Kabupaten Bangka Selatan – Setiap tahun, masyarakat Desa Penutuk merayakan tradisi panen raya sawah sebagai bentuk rasa syukur atas hasil pertanian yang melimpah. Tradisi ini bukan hanya sekadar perayaan, melainkan juga menjadi momen penting dalam mempererat hubungan sosial dan menjaga kelestarian budaya lokal.
Desa Penutuk, yang terletak di kawasan kepulauan Bangka Selatan, memiliki empat dusun dengan sistem pertanian berbasis ladang padi. Panen padi di desa ini dilakukan sekali setahun, pada periode antara Januari hingga Maret, bertepatan dengan musim panas.
Namun, masyarakat Desa Penutuk memperlakukan masa panen dengan penuh kehati-hatian dan tradisi. Padi yang dipanen tidak boleh diambil secara sembarangan, mereka percaya bahwa memilih hari baik dalam memulai panen akan membawa hasil yang lebih baik dan melimpah.
Proses panen pun dilakukan bertahap, dimulai dengan memotong sedikit padi pada hari pertama. Seiring berjalannya waktu, jumlah padi yang dipanen meningkat, hingga akhirnya seluruh hasil panen bisa dipetik secara keseluruhan setelah tiga hari. Padi yang dipanen di sekitar area pertama dipercaya memiliki kualitas terbaik, yang nantinya akan dijadikan bibit untuk masa panen berikutnya.
Selain sebagai bentuk syukur kepada alam, tradisi panen raya ini juga memiliki makna sosial yang kuat. Masyarakat desa saling bergotong royong untuk mempersiapkan dan merayakan hasil panen. Kegiatan ini mempererat tali persaudaraan antar warga, sekaligus memperkenalkan nilai-nilai budaya kepada generasi muda. Dengan melibatkan anak-anak dan remaja dalam acara ini, diharapkan mereka akan terus melestarikan tradisi yang telah ada sejak turun-temurun.
Dalam perspektif ekonomi, keberhasilan panen menjadi simbol kesejahteraan masyarakat. Masyarakat Desa Penutuk merasakan dampak positif dari hasil panen yang baik, di mana mereka bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari dan meningkatkan taraf hidup. Namun, tantangan seperti perubahan iklim dan serangan hama menjadi isu yang perlu diatasi agar tradisi ini tetap bisa berlanjut di masa depan.
Para petani di desa ini juga mengungkapkan kekhawatiran mereka terkait kualitas tanah yang menurun akibat praktik pertanian yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah dan lembaga terkait untuk memberikan dukungan berupa pelatihan dan penyuluhan agar praktik pertanian yang ramah lingkungan bisa diadopsi, sehingga hasil panen tetap terjaga kualitasnya.
Tradisi panen raya sawah ini bukan hanya sekadar perayaan tahunan, melainkan merupakan bagian penting dari identitas budaya masyarakat Desa Penutuk. Sebagai salah satu warisan budaya yang tak ternilai harganya, tradisi ini perlu dilestarikan dan dijaga agar tetap relevan di masa depan. Oleh karena itu, kolaborasi antara masyarakat, pemerintah, dan lembaga terkait sangat diperlukan untuk memastikan keberlanjutan tradisi ini, baik dari segi sosial, ekonomi, maupun lingkungan.
Tradisi panen raya di Desa Penutuk bukan hanya sebuah ritual tahunan, tetapi juga wujud rasa syukur masyarakat atas hasil bumi yang melimpah, serta upaya untuk menjaga kelestarian budaya lokal yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Mahasiswa KKN UNMUH Babel menjadikan tradisi ini jauh lebih menarik dengan adanya pembangunan tugu selamat datang di sawah timur Desa Penutuk yang berkolaborasi dengan masyarakat Desa Penutuk. Tugu di buat sebagai patokan utama menuju sawah timur Desa Penutuk, yang diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat Desa Penutuk ataupun pendatang yang ingin berkunjung ke sawah timur Desa Penutuk, terutama dalam hal tradisi pesta sawah Desa Penutuk.
Pembuatan tugu yang dilaksanakan oleh mahasiswa KKN Unmuh Babel mendapatkan sambutan baik dari kepala desa maupun masyarakat sekitar. karena sebelumnya belum ada patokan yang langsung menuju ke sawah timur Desa Penutuk.
Hal ini juga mendapat sambutan baik dikarenakan setiap tahunnya diadakannya pesta sawah yang di mana masyarakat dari berbagai desa datang berkunjung untuk memeriahkan pesta sawah yang di Desa Penutuk ini. Kepala desa dan masyarakat sekitar berterima kasih atas dibuatnya tugu patokan selamat datang di sawah timur Desa Penutuk.**