Selasa, 26 Nov 2024
Network
Beranda
Headline
Pangkalpinang
Politika
Daerah
Bangka
Bangka Tengah
Bangka Selatan
Bangka Barat
Belitung
Belitung Timur
Komunikasi Bisnis
Advetorial
Kolom
Catatan Politik
Bahasa
History
Taring
Soccer
Lainnya
Gadget
Hiburan
Literasi
Kesehatan
Nasional
Opini
Network
Beranda
History
Detail Artikel
BOEN ASIONG DI BELO (BELOEH)
Reporter:
Akhmad Elvian
|
Editor:
Syahril Sahidir
|
Senin , 12 Feb 2024 - 19:57
Elvian--
boen asiong di belo (beloeh) pengantar redaksi: orang-orang kaya atau 'bos besar' yang menguasai ekonomi khususnya pertimahan di provinsi kepulauan bangka belitung (babel) selalu ada. salah satunya boen asiong di belo --bangka barat sekarang... oleh: dato’akhmad elvian,dpmp sejarawan dan budayawan penerima anugerah kebudayaan indonesia bangka menjadi wilayah sindang yang berstatus merdeka atau mardika yang berarti bebas (vryheren) setelah berada dalam pengaruh kekuasaan kesultanan palembang darussalam sekitar pertengahan abad 17 masehi. -------------- sebagai pusat kekuasaan awal pulau bangka berada di kota mentok. penguasa yang berstatus merdeka atau bebas (vryheren) adalah orang yang ditunjuk sebagai wakil sultan dan memiliki kekuasaan yang besar sampai pada memutuskan perkara mati bagi pelaku pelanggaran adat dan aturan kesultanan. sebagai penguasa awal yang mengatur pemerintahan dan pertambangan timah di pulau bangka diangkatlah wan abdul jabar atau datuk dalam hakim (mertua sultan mahmud badaruddin i jayowikromo yang memerintah tahun 1724-1757). setelah meninggalnya datuk dalam hakim atau wan abdul jabar, kemudian diangkatlah datuk akub atau datuk rangga setiya agama, dan selanjutnya setelah wafatnya datuk akub, kekuasaan atas pulau bangka diserahkan oleh sultan kepada putera datuk wan seren yaitu datuk wan usman. jabatan datuk wan usman adalah sebagai seorang manteri rangga yang dikenal dengan sebutan datuk adji manteri rangga usman. kedudukan manteri rangga usman, sama kedudukannya dengan manteri rangga yang ada di kesultanan palembang darussalam. sama halnya dengan datuk dalam hakim dan datuk rangga setiya agama, manteri rangga usman memiliki kekuasaan yang besar sebagai kepala pemerintahan dan pertambangan timah di seluruh pulau bangka (awalnya wan seren dan wan usman hanya berkuasa di wilayah bangka bagian selatan dan wan usman dikenal di selatan pulau bangka dengan panggilan tuk adji atau nek adji). baca juga: pateh singa pandjang djongor kota mentok sebagai pusat pemerintahan dan pusat penambangan timah di pulau bangka sekitar pertengahan abad 17 dan 18 masehi semakin berkembang dan maju. awalnya kota mentok banyak dihuni orang pribumi bangka dari proatin punggur dan sukal, serta proatin di sekitarnya, kemudian kota mentok mulai ramai dihuni oleh orang melayu dari johor dan siantan, kemudian kota mentok semakin ramai dengan kedatangan orang cina dari siam, kamboja dan patani serta dari kochin. orang cina, datang ke mentok pulau bangka, awalnya didatangkan oleh seorang peranakan cina palembang bernama coeng hoeyoet atas perintah sultan palembang (sultan membuat kebijakan mendatangkan pekerja-pekerja cina yang terampil untuk menambang timah guna meningkatkan produksi timah di pulau bangka dan untuk memenuhi kontrak perdagangan timah dengan voc yang secara awal telah ditandatangani pada tahun 1710 masehi, masa sultan muhammad mansyur jayo inglago). pada masa datuk wan abdul jabar dan datuk wan akub, orang cina awalnya hanya tinggal di mentok, belinjoe (pandji) dan boenoet, akan tetapi pada masa rangga usman, pemukiman orang cina sudah meluas menempati juga wilayah rambat hingga sampai ke wilayah tempilang, terutama seiring dengan perkembangan penambangan timah di wilayah wilayah tersebut. pada masa rangga usman berkuasa di mentok, berkuasa pula seorang cina bernama oen asing atau boen asiong, yang karena keahliannya dalam pertimahan dan dekat dengan rangga usman diangkat menjadi kapitan cina, menggantikan coeng hoeyoet (soejitno, 2011:150). seiring dengan perkembangan kota mentok dan perkembanga pertambangan timah, kejahatan di bidang pertambangan timah pun terjadi. persaingan pengelolaan pertambangan timah terjadi antara orang dari siam dibantu orang palembang dengan orang cina di wilayah beluh (belo), yang menimbulkan korban besar di dua pihak dan menyebabkan satu aliran sungai menjadi busuk karena bangkai orang yang mati berkelahi, sehingga aik atau anak sungai tersebut dikenal dengan sebutan aik seboesoek. keributan dapat diatasi oleh manteri rangga usman dan setelah diselidiki terbongkarlah kejahatan berupa praktek curang pertimahan yang dilakukan boen asiong, yaitu menyelundupkan atau menjual timah tidak kepada sultan akan tetapi menjualnya ke wangkang-wangkang cina yang merapat di pelabuhan tersembunyi yang aman dekat mentok. setelah kejahatannya terbongkar, boen asiong ditangkap oleh rangga usman dan di kirim ke sultan palembang untuk diadili. boen asiong dijatuhi hukuman mati, seluruh hartanya dirampas, akan tetapi karena boen asiong sangat kaya, banyak manteri-manteri di kesultanan palembang yang menolongnya, dan hukuman matinya pun gagal dilakukan, akan tetapi dihukum seluruh hartanya disita dan boen asiong dibuang ke wilayah huluan palembang di dusun belid dekat muarabeliti. baca juga:batu berani dan bijih besi di pakuk menurut f.s.a. de clereq dalam bukunya “bijdrage tot de geschiedenis van het eiland bangka (naar een maleisch handschrift)”, dalam bijdragen tot de taal, land, en volkenkunde in netherlands indie (bki), 1895, menyatakan: “met de voortgezette ontginning van nieuwe mijnen werd het aantal inwoners van muntok grooter en waren er onder de chineezen velen, die heimelijk tin stalen. een zekere chinees, met name oen asing, was daardoor zeer rijk geworden, daar hij het gestolen tin verkocht aan de wangkang's, die muntok aandeden. op zekeren tijd ontstond hierover twist tusschen de chineezen, sijameezen en palembangers, die in de mijnen te beloeh werkten. velen warden gedood en hunne lijken geworpen in de rivier semboesoek aldus de schuld van oen asing gebleken zijnde, liet de rangga hem gevangen nemen en naar palembang brengen, waar de sultan hem ter dood veroordeelde. wegens zijn rijkdom werd hij echter door vele mantri's te palembang geholpen en ontging de doodstraf, maar zijn eigendommen werden verbeurd verklaard en hij zelf verbannen naar de doesoen belid, van waar hij niet naar bangka mocht terugkeeren” (clereq, 1895: 144-145). maksudnya kira-kira: “dengan terus dieksploitasinya tambang-tambang baru, hal itu terjadi jumlah penduduk muntok bertambah dan termasuk golongan tionghoa, banyak yang diam-diam mencuri timah. khususnya orang tionghoa bernama oen asing, ia menjadi kaya raya karenanya, karena ia mencurinya menjual timah kepada para wangkang yang berkunjung ke muntok, di sisi yang aman. seiring berjalannya waktu timbul perselisihan mengenai hal ini antara orang tionghoa, sijam dan warga palembang yang bekerja di pertambangan di beloeh. banyak yang menjadi dibunuh dan jasadnya dibuang ke sungai semboesuk. demikian kesalahan oen asing sudah ketahuan, maka rangga pun meninggalkannya, tangkap dia dan bawa dia ke palembang, di mana sultan membawanya dihukum mati. namun karena kekayaannya ia dicintai banyak orang manteri di palembang ikut membantu dan lolos dari hukuman mati, tapi miliknya harta bendanya disita dan dia sendiri diasingkan ke sana di doesoen belid, dari situ dia tidak diperbolehkan kembali ke bangka”. menurut heidhues (2008:14), oen asing atau boen asiong kemudian kembali lagi ke bangka atas permohonan orang bangka dan sultan membebaninya dengan pekerjaan membangun sebuah benteng di mentok dan sebuah gudang di beluh (belo) serta menamakannya kapitan cina, kapten bagi orang-orang tionghoa. baca juga:rimbak, rebak, pemitak, kubak, bebak dan kelekak (bagian delapan) belo atau beloeh terletak di pesisir barat pulau bangka, sekitar 8 (delapan) mil arah ke timur dari mentok. dalam peta het eiland banka, 1910 (and) de rivier van palembang 1821, dari mentok ke belo terhubung dengan jalan setapak melalui kampung tanjoeng, teloekroebiah, melewati sungai pait, ranggam dan sampai ke belo (beloeh). pada kampung belo terdapat sungai belo yang alirannya terletak antara sungai sebusuk dan sungai masar. setelah pertambangan dibuka di mentok kemudia tambang dibuka di belo, pertambangan selanjutnya dibuka di panji dekat belinyu. panji merupakan kampung tua, disana terdapat kelenteng dan sisa bangunan benteng dan makam kapitan cina bong kiong hu atau bong kap, tahun 1795. benteng diperkirakan hancur pada tahun 1850 (lange, 1850: 16,17). penambangan timah selanjutnya di pulau bangka adalah di wilayah tempilang (tanpi). boen asiong mengelola pertambangan di mentok dan belo (beloeh) dengan melakukan pembaharuan di bidang pertambangan. beberpa pembaharuan yang dilakukan boen asiong adalah mempekerjakan orang yang mengerti pertambangan timah, memperkenalkan teknologi baru yaitu teknologi kulit dengan penggunaan tekhnologi pompa air chinchia dan roda air atau chiacaw serta penataan penggunaan air secara tepat, melakukan peleburan (puput) balok timah dengan ukuran yang jelas dan terstandar. pada masa kekuasaan sultan muhammad bahaudin (tahun 1776-1803) sudah dicetak picis timah yang dibuat oleh kongsi manao, belo/beloeh. berdasarkan ekspedisi pemerintah hindia belanda ke pulau bangka yang dimulai pada 18 juli 1803 sebagaimana dikutip marihandono, dkk. (2019;209-210), bahwa dalam ekspedisi pemerintah hindia belanda yang mengikutsertakan beberapa kapal perang antara lain kapal perang maria rijgersbergen bersama dengan kapal-kapal layar eks voc maria jacoba dan beschermer dan dengan menggunakan beberapa kapal perang serta dikawal oleh beberapa kapal jenis panjajab, pada tanggal 17 agustus 1803 komandan ekspedisi yang menaiki kapal perang maria rygersbergen menuju ke bangka. selanjutnya pada tanggal 19 agustus 1803 ekspedisi tiba di pulau bangka. dari hasil pengamatan diketahui, bahwa terdapat teko atau tiko dan nyai demang jaya layana/jaya laksana, teko atau tiko putra mahkota di distrik belo/beloeh, di mana hanya ada satu tambang timah yang dikerjakan oleh 18 orang kuli cina. selanjutnya dilaporkan, bahwa wilayah klabat memiliki empat tambang timah dan di sana bekerja 70 orang cina. layang memiliki empat tambang timah dengan 21 orang kuli cina. songie liat memiliki 5 tambang timah dan di sana terdapat 45 orang kuli cina dan pankal pinang yang memiliki 7 tambang timah yang mempekerjakan 35 pekerja cina. menurut harsono (2017, 41) demang djaya laksana/ jaya layana adalah anak dari oen asing atau boen asiong.***
1
2
»
Tag
# histori
# budayawan
# sejarahwan
# elvian
# akhmad
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Babel Pos 13 Februari 2024
Berita Terkini
Menko Polkam Budi Gunawan Ingatkan Ada Sanksi Pidana Bagi Aparat TNI dan Polri yang Tak Netral
Headline
26 menit
Wagub Bengkulu Minta ASN untuk Berani Menolak Perintah Tidak Benar
Headline
1 jam
Kapolres Minta Personel Cegah Gangguan Kamtibmas saat Pilkada dengan Patroli
Headline
1 jam
STY Bakal Saring 33 Pemain untuk Piala AFF, Ini Nama-Namanya
Headline
2 jam
Wapres Filipina Terus Menebar Ancaman Bunuh, Termasuk Istri Presiden & Ketua Parlemen
Headline
13 jam
Berita Terpopuler
Kejati Babel Pantau Langsung Dugaan-Dugaan Kecurangan Hasil Pilkada Lewat Spradik
Headline
15 jam
Kapolda Minta Tindaklanjuti Kasus Dugaan Pencurian Sawit PT BPL Bangka Barat
Headline
18 jam
Pria Misterius Ditemukan Tewas terapung di Sungai Baturusa
Headline
22 jam
Lagi, Soal Penentu Kerugian Negara Kasus Tipikor Timah, BPK Bukan BPKP!
Headline
13 jam
Polda Metro Terus Bongkar Sindikat Judol, Ponakan Alm Taufik Kiemas Ditahan
Headline
13 jam
Berita Pilihan
Pernyataan Sandra Dewi Mengecewakan, Rp 420 M, Kemana?
Headline
1 bulan
Bos Smelter Ungkap, MoU Dengan PT Timah dan CSR untuk Bantu Pemerintah dan Rakyat
Headline
1 bulan
Sidang Tipikor Tata Niaga Timah Aon Cs, Saksi Tak Sebut Terdakwa?
Headline
2 bulan
Tipikor Timah, dari Super Heboh, Kini Mulai Senyap?
Headline
5 bulan
Dugaan Tipikor KUR BSB Naik Penyidikan, Siapa Calon Tersangka?
Headline
5 bulan