Fenomena Lingkungan Kerja Toxic dan 7 Upaya Menghadirkan Lingkungan Kerja yang Sehat dan Nyaman

Reporter: |

Editor: Budi Rahmad |

Minggu , 22 Dec 2024 - 08:20

Rudiyanto, S.Pd., Gr Guru PAI SD Negeri 9 Airgegas, Bangka Selatan-Arsip Babel Pos-

Dengan senantiasa saling menghargai, maka potensi permasalahan lingkungan kerja yang toxic dapat dihindari

4. Membangun budaya apresiasi dan dukungan emosional

Pemimpin dalam hal ini kepala sekolah memiliki peran utama dalam membangun budaya apresiasi dan memberikan dukungan emosional kepada para guru dan pegawai. Apresiasi dan dukungan emosional tersebut tidak melulu harus berbentuk sebuah materi. Akan tetapi dari hal-hal kecil seperti ucapan terima kasih, pujian dan lain sebagainya.

5. Membangun budaya kejujuran

Lingkungan kerja dalam dunia pendidikan hendaknya senantiasa membangun budaya kejujuran. Kejujuran merupakan kunci utama dalam setiap lini kehidupan. Tanpa kejujuran maka, dunia kerja tidak akan berjalan dengan baik. Dengan senantiasa menjaga kejujuran, maka potensi permasalahan lingkungan kerja yang toxic dapat diminimalisir.

6. Senantiasa tenang dan dapat mengendalikan emosi

Lingkungan kerja yang toxic dapat disebabkan karena ketidakmampuan menjaga emosi dan kendali diri. Oleh karena itu hendaknya para guru senantiasa memiliki jiwa yang tenang dan dapat mengendalikan emosinya.

Dengan senantiasa bersikap tenang dan menjaga emosi, maka potensi permasalahan lingkungan kerja yang toxic dapat diminimalisasi.

7. Senantiasa mengintropeksi diri dan rendah hati

fenomena lingkungan kerja toxic dan 7 upaya menghadirkan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman                              dalam dunia pendidikan, rencana kenaikan gaji guru bersertifikasi menjadi kabar yang sangat menggembirakan dan ditunggu-tunggu realisasinya oleh para pendidik di seluruh penjuru tanah air indonesia. 
akan tetapi, di tengah gemuruh berita baik tersebut, publik khususnya dunia pendidikan dikejutkan dengan pengunduran diri seorang guru asn bersertifikasi bermana hendra brudy yang berasal dari daerah soppeng, provinsi sulawesi selatan.
 
keputusan pak guru hendra brudy ini sontak menjadi berita hangat dan buah bibir di tengah-tengah masyarakat kita. bagaimana tidak, profesi yang sangat didambakan banyak orang, menjadi seorang asn dan bersertifikasi, ia lepaskan begitu  saja.
 
pro dan kontra terkait keputusan pak guru hendra brudy terus bergulir baik di jagad maya maupun di kalangan sosial masyarakat khususnya dunia pendidikan. lalu bagaimana sebetulnya yang terjadi dengan pak guru hendra brudy sehingga pak guru hendra brudy memutuskan resign dari pekerjaannya sebagai seorang guru asn bersertfikasi?
 
terkait dengan polemik tersebut melalui akun tiktoknya, pak guru hendra brudy memberikan alasan terkait pengunduran dirinya sebagai seorang asn guru bersertifikasi. dalam unggahan video tersebut, pada intinya ia menyebutkan bahwa alasan pengunduran dirinya ini karena didasarkan pada ketidaknyamanan yang dirasakannya di lingkungan kerjanya. 
 
ia menganggap bahwa lingkungan kerjanya sudah sangat toxic dan tidak membuat dirinya nyaman. berdasarkan isu yang berkembang, lingkungan kerja pak guru hendra brudy yang sangat toxic disebabkan oleh iri dengki rekan sejawatnya sendiri, karena diketahui bahwa pak guru hendra brudy merupakan seorang guru kreator konten (gkk) yang sangat terkenal, memiliki banyak penghasilan dari konten-kontennya dan memiliki banyak pengikut di akun media sosialnya.
 
berdasarkan permasalahan tersebut, menurut hemat penulis sangat disayangkan bahwa dunia pendidikan sebagai pilar utama untuk melahirkan generasi penerus bangsa, justru sering kali terjadi permasalahan-permasalahan terkait dengan lingkungan kerja yang toxic. 
 
lingkungan kerja toxic merupakan lingkungan kerja yang tidak sehat, mengganggu mental, merugikan, negatif dan bahkan berbahaya. dengan demikian sebagai pendidik, hendaknya kita dapat mengambil hikmah dan memetik pelajaran berharga dari kasus tersebut, yakni dengan senantiasa berupaya menghadirkan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman dan tidak menjadi oknum penyebab lahirnya lingkungan kerja yang toxic. 
 
dalam dunia pendidikan, beberapa upaya untuk dapat menghadirkan lingkungan kerja yang sehat dan nyaman antara lain adalah sebagai berikut:
 
1. senantiasa menjaga ibadah karena allah swt
ibadah seperti hal nya shalat hanya dengan mengharap ridha allah swt dapat menjaga dan mencegah manusia dari perbuatan keji dan munkar. dengan senantiasa menjaga ibadah karena allah swt, maka ucapan, sikap dan perilaku manusia akan senantiasa baik dan terjaga. 
 
dengan demikian, maka potensi permasalahan lingkungan kerja yang toxic tidak akan pernah terjadi.
 
2. memahami dan menyadari bahwa guru merupakan role model dan panutan
guru merupakan role model, panutan dan teladan bagi siswa, lingkungan kerja dan lingkungan masyarakat. dengan demikian, sikap dan perilakunya hendaknya senantiasa menunjukkan sikap dan perilaku yang berakhlaqul karimah. 
 
dengan senantiasa berakhlaqul karimah, maka potensi permasalahan lingkungan kerja yang toxic dapat diminimalisir.
 
3. menerapkan budaya saling menghargai
dalam dunia pendidikan, baik antara kepala sekolah dan guru maupun antar rekan sejawat hendaknya saling menghargai. jauhkan diri dari sifat merasa paling hebat, sifat iri dengki dan sifat-sifat tercela lainnya. 
 
dengan senantiasa saling menghargai, maka potensi permasalahan lingkungan kerja yang toxic dapat dihindari
 
4. membangun budaya apresiasi dan dukungan emosional
pemimpin dalam hal ini kepala sekolah memiliki peran utama dalam membangun budaya apresiasi dan memberikan dukungan emosional kepada para guru dan pegawai. apresiasi dan dukungan emosional tersebut tidak melulu harus berbentuk sebuah materi. akan tetapi dari hal-hal kecil seperti ucapan terima kasih, pujian dan lain sebagainya.
 
5. membangun budaya kejujuran
lingkungan kerja dalam dunia pendidikan hendaknya senantiasa membangun budaya kejujuran. kejujuran merupakan kunci utama dalam setiap lini kehidupan. tanpa kejujuran maka, dunia kerja tidak akan berjalan dengan baik. dengan senantiasa menjaga kejujuran, maka potensi permasalahan lingkungan kerja yang toxic dapat diminimalisir.
 
6. senantiasa tenang dan dapat mengendalikan emosi
lingkungan kerja yang toxic dapat disebabkan karena ketidakmampuan menjaga emosi dan kendali diri. oleh karena itu hendaknya para guru senantiasa memiliki jiwa yang tenang dan dapat mengendalikan emosinya. 
 
dengan senantiasa bersikap tenang dan menjaga emosi, maka potensi permasalahan lingkungan kerja yang toxic dapat diminimalisasi.
 
7. senantiasa mengintropeksi diri dan rendah hati
introspeksi adalah vitamin terbaik untuk diri kita agar kedepannya lebih baik dari hari sebelum-sebelumnya. tanpa adanya introspeksi, maka diri akan merasa selalu benar dan paling sempurna. dengan senantiasa mengintrospeksi diri  dan rendah hati, maka potensi permasalahan lingkungan kerja yang toxic dapat dicegah
 
pada akhirnya, profesi guru adalah profesi yang sangat mulia. oleh karena itu hendaknya sebagai guru yang digugu dan ditiru hendaknya dapat menjaga marwah dunia pendidikan. 
 
selain itu, segala sesuatu yang kita lakukan didunia ini akan dimintai pertanggung jawabannya di akhirat kelak. dengan demikian, mari kita sebagai pendidik profesional, pencetak generasi bangsa ini untuk senantiasa memberikan contoh yang baik dan keteladanan baik dilingkungan kerja maupun di lingkungan sosial masyarakat.**
 
oleh rudiyanto, s.pd.,gr., guru pendidikan agama islam sd negeri 9 airgegas, kabupaten bangka selatan

Tag

Share

Koran Edisi Terbaru

Baca Koran Babel Pos 22 Desember 2024

Berita Terkini

Berita Terpopuler

Berita Pilihan