DJPb Klaim Kerja Keras APBN Jaga Stabilitas Ekonomi Babel
DJPb Klaim Kerja Keras.-Julian-
PANGKALPINANG - Dirjen Perbendaharaan Bangka Belitung (Babel) mengklaim APBN regional Babel tahun 2023 telah bekerja keras sebagai instrumen andalan dalam meningkatkan produktivitas dan mendorong transformasi ekonomi yang mendukung kestabilan ekonomi regional yang berimplikasi terhadap peningkatan kesejahteraan dan perlindungan masyarakat.
Hal ini pun berdampak terhadap stabilitas ekonomi regional Babel hingga akhir 2023 masih terjaga yang didukung dengan aktivitas produksi dan konsumsi masyarakat yang masih tetap kuat di tengah dinamika perekonomian.
Demikian ini disampaikan Kepala Kanwil DJPb Babel, Edih Mulyadi pafa Konferensi Pers Kinerja Fiskal dan Ekonomi Regional Babel 2023, Selasa (30/1).
BACA JUGA:APBD 2024 Minim, Perjalanan Dinas Dewan Dipangkas
Diutarakan Edih, dalam skala global, fluktuasi harga komoditas dunia terhadap timah dan sawit sepanjang tahun 2023 mempengaruhi dinamika kinerja ekspor dan impor di regional Babel. Kendati, realisasi pada Desember 2023 yang lalu mencatat perlambatan ekspor secara mtm maupun yoy yang dipengaruhi oleh rendahnya harga timah dunia dan turunnya volume ekspor CPO ke negara-negara utama seperti China dan Belanda.
Selain itu, perlambatan kinerja ekspor pada Desember 2023 ini juga dipengaruhi oleh telah terpenuhinya kuota ekspor komoditas non migas di penghujung tahun 2023. Selaras dengan kinerja ekspor, realisasi impor di regional Babel pada Desember 2023 juga mengalami penurunan secara mtm maupun yoy karena importasi bulan Desember 2023 hanya bersumber dari aspal, berbeda pada periode yang sama tahun sebelumnya yang terdapat impor barang modal berupa mesin dan sparepart elektronik di wilayah Tanjunglandan.
"Meskipun di tengah perlambatan kinerja eskpor dan impor, kinerja neraca perdangangan Desember 2023 di Babel masih positif dan mencatat surplus sebesar USD153,82 miliar," ujar Edih.
BACA JUGA:Pemkab Belitung Salurkan Beras Kepada Ribuan Masyarakat Rawan Pangan & Gizi
Diterangkan Edih juga, kinerja belanja negara di regional Babel sampai dengan 31 Desember 2023 telah terealisasi Rp10,75 triliun (98,59% dari pagu 2023), mengalami pertumbuhan sebesar 0,20% dari tahun sebelumnya. "Belanja negara mengalami pertumbuhan disebabkan oleh meningkatnya Belanja Pemerintah Pusat yang terjadi pada seluruh jenis belanja. Kinerja yang optimis dan solid merupakan dukungan untuk menjaga kesinambungan fiskal dalam rangka menjaga stabilitas kondisi sosial dan perekonomian regional," sebutnya.
Lebih lanjut, disampaikan Edih, di tengah turbelensi perekonomian global, kinerja pendapatan regional Babel 2023 masih tetap positif dengan capaian 109,39% dari target yang ditetapkan. Hingga akhir tahun 2023, pendapatan negara di regional Bangka Belitung telah terealisasi sebesar Rp3,66 triliun.
Sepanjang tahun 2023, kinerja pendapatan terus dijaga agar dapat mendukung perekonomian dengan berbagai kebijakan antisipatif dari dinamika harga komoditas global yang mempengaruhi perlambatan pertumbuhan. Dari segi Penerimaan Perpajakan, realisasi sampai akhir tahun 2023 mencapai sebesar Rp3,36 triliun dan telah mencapai 104,47% dari target, terkontraksi 13,3% secara nominal dari periode tahun sebelumnya.
Sebagai penyumbang kontribusi terbesar terhadap perekonomian regional, perlambatan sektor perdagangan dan pertambangan mendorong kontraksi penerimaan perpajakan seiring dengan peningkatan restitusi pada sektor pertambangan dan sektor industri pengolahan serta penurunan harga mayoritas komoditas utama sawit dan timah jika dibandingkan tahun sebelumnya
"Secara kumulatif, kinerja penerimaan perpajakan regional juga dipengaruhi oleh kebijakan PPS yang tidak berulang dan penurunan setoran PPN DN atas dampak kebijakan penetapan timah sebagai barang strategis yang dibebaskan dari PPN . Dari sisi Kepabeanan dan Cukai, realisasi sampai akhir tahun 2023 mencapai sebesar Rp38,37 miliar dan telah mencapai 126,46% dari target," jelasnya.
Lebih jauh, untuk prospek fiskal dan ekonomi 2024 yang semakin optimis, urai Edih, momentum perekonomian yang tetap terjaga menjadi landasan memasuki tahun 2024 yang semakin optimis. Kinerja perekonomian domestik yang relatif kuat tidak lepas dari intervensi kebijakan fiskal sebagai shock absorber yang mendukung pembangunan di daerah.