Baca Koran babelpos Online - Babelpos

Menimbang Rasionalitas dan Risiko Pembangunan PLTN di Pulau Gelasa

Ujang Supriyanto.-Dok Pribadi-

 

Aspek Sosial-Ekonomi

Selain risiko ekologis, PLTN juga berpotensi menimbulkan dampak sosial berupa “stigma nuklir.” Produk perikanan dari perairan sekitar Gelasa, Pongok, hingga Belitung dapat kehilangan daya saing di pasar akibat persepsi bahaya radiasi, meskipun secara teknis aman. Hal ini akan menghantam ekonomi nelayan kecil dan memperlebar jurang ketidakadilan sosial.

 

Lebih jauh, pariwisata bahari yang menjadi salah satu sektor unggulan Babel juga terancam. Wisatawan cenderung menghindari destinasi dengan citra kedekatan pada fasilitas nuklir. Maka, alih-alih memperkuat diversifikasi ekonomi, PLTN justru berpotensi menurunkan daya tarik investasi sektor lain.

 

Kesimpulan: Rasionalitas Energi dan Keadilan Antar-Generasi

Dalam teori pembangunan berkelanjutan, keputusan investasi harus memperhatikan tiga aspek: ekonomi, ekologi, dan sosial. PLTN di Pulau Gelasa mungkin menawarkan kepastian suplai energi, tetapi dengan ongkos ekologis dan sosial yang terlalu besar. Lebih bijak bila energi Babel diarahkan pada pengembangan renewable energy yang aman, terdesentralisasi, dan sesuai dengan karakteristik kepulauan.

 

Babel sudah menyimpan luka panjang akibat eksploitasi tambang timah yang meninggalkan kerusakan lingkungan masif. Membangun PLTN di pulau kecil sama saja dengan memperbesar risiko ekologis yang sifatnya transgenerasional. Kita tidak boleh mengulangi kesalahan lama dalam wujud baru.

 

Simpul Babel menegaskan pembangunan energi harus mengedepankan rasionalitas ilmiah, keselamatan masyarakat, dan keadilan bagi generasi mendatang. PLTN di Pulau Gelasa tidak memenuhi ketiga prinsip tersebut.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan