SUNGAILIAT ATAU SUNGAILEAT (Bagian Dua)
Akhmad Elvian-screnshot-
oleh: Dato’Akhmad Elvian, DPMP
Sejarawan dan Budayawan Bangka Belitung
Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia
BERSAMAAN dengan pembentukan Pangkal pangkal tempat kedudukan demang dan Jenang, Sultan Ahmad Najamuddin I Adikusumo (memerintah Tahun 1757-1776) sejak pengangkatannya Tanggal 17 September 1757, mengatur juga nama jabatan jabatan baru pemerintahan di Pulau Bangka.
----------------
DI samping Jabatan Tumenggung yang menggantikan jabatan Rangga (Rangga Usman digantikan oleh Tumenggung yang dijabat Abang Pahang Tumenggung Dita Menggala, memerintah sekitar Tahun 1757-1780, Lahir sekitar Tahun 1714, dan meninggal Tanggal 12 Safar 1202 Hijriah /22 November 1787 di Mentok dan pada Nisan bagian kepala (sisi Utara) tertulis: “Wafat kepada 12 hari bulan” dan pada bagian kakinya tertulis: “Safar 1252 H, Datuk alamat pemegang buyut Bangka”), diatur juga Jabatan Patih yang digantikan dengan jabatan Depati dan membawahkan jabatan Batin Pasirah, Kriya dan Batin Pengandang. Para pemimpin pemimpin rakyat Bangka tersebut diangkat oleh sultan dari Orang Bangka (bumiputera) yang baik dan pilihan.
Pada awalnya terdapat Dua Depati di Pulau Bangka yaitu Depati Pakuk membawahkan Enam Batin dan Depati Depak membawahkan Enam Batin Pengandang, termasuk Batin di Sungailiat/Sungaileat, dan selanjutnya di wilayah Pandji ditetapkan Batin Pasirah dengan Tiga Batin-Pengandang dan di Mentok tempat kedudukan Tumenggung Abang Pahang bergelar Ditamenggala diangkat Batin-Pasirah dengan Lima Batin Pengandang. Pengaturan tentang kewenangan Patih/Pateh atau Depati, Batin Pesirah dan Batin Pengandang diatur pada Pasal Dua Hukum Adat Sindang Mardika yang berlaku di Pulau Bangka: “Pateh/patih, batin pesirah dan batin pengandang memerintah anak Boeahnya. Masing-masing pateh jadi pesirah atas batin pesirah, dan batin pesirah jadi pesirah atas batin pengandang”. Terkait jabatan jabatan pemimpin rakyat ini H.M. Lange, dalam bukunya: Het eiland Banka en zijne aangelegenheden,’s-Hertogenbosch: Gebr.Muller, 1850. Halaman 64 dan 65 menjelaskan: Tegelijk met deze regeling werd de titel van Patih in dien van Depati veranderd en deed de Sultan voor deze betrekking een keuze uit Bangkaneezen van goede afkomst, Hij vond er twee; één werd Depati te Pakoe met zes Batin-Peugandang's onder zich en de tweede werd met den titel van Karija gelijkgesteld met den titel van Batin; verder kreeg Depak een Depati met zes Batin-Pengandang's, Pandji een Pasirah met drie Batin-Pengandang's en Muntok een Batin-Pasirah met vijf Batin-Pengandang's.
Menelisik keterangan H.M Lange di atas dapat disimpulkan, bahwa jabatan Demang dan Jenang yang berkedudukan di Pangkal pangkal termasuk di Pangkalsungailiat atau Pangkalsungaileat yang didirikan tidak termasuk dalam struktur pemerintahan, karena para Demang dan Jenang, khusus diangkat oleh sultan yang berasal dari kerabatnya, untuk mengatur pertimahan sebagai sumber kekayaan kesultanan, termasuklah pengaturan terhadap Timah Tiban sebagai tanda raja yang harus dibayarkan kepada sultan setiap tahun oleh Laki laki yang sudah menikah sebesar 50 kati Timah (1 Kati= 6?4 ons). Selanjutnya tentang Timah Tiban diatur dalam salah satu Pasal Hukum adat yang berlaku di Pulau Bangka, Hukum Adat Sindang Mardika Pasal Empat: “Tiap-tiap orang Bangka yang telah kawin atau yang telah punya mantu, wajib mengeluarkan sepotong Timah Tiban. Tetapi kalau sudah bercerai, ia bebas pula dan yang perempuan tidak boleh keluar dari tempatnya atau negerinya”. Sebagai balas jasa Timah Tiban, sultan memberikan dasar kain dan cukin serta besi kepada masyarakat di samping juga sultan membantu pembangunan fasilitas kampung seperti benteng dan langgar atau masjid.
Berita tertulis selanjutnya tentang Sungailiat dapat dipelajari dari buku: Franz Epp, dalam buku keduanya berjudul Schilderungen aus Hollandisch-Ostinden, Heidelberg, J.C.B. Mohr, 1852. Franz Epp adalah seorang ahli medicine dari Jerman yang berkunjung ke Bangka sejak Tahun 1836. Epp menulis tentang jumlah Timah yang dihasilkan di distrik Sungailiat dan Merawang pada tahun 1840, dan pada tahun 1848 atau pada saat kedatangan dan kepulangannya di Pulau Bangka yaitu sebesar 16.000 dan 20.000 pikul (Satu pikul sekitar 60 kilogram). Pada saat ini Distrik Sungailiat dan Distrik Merawang masih disatukan dengan nama Distrik Sungiliat und Marawang. Selengkapnya Epp: Die Quantitat Zinn, welche jeder distrikt liefern kaan, war vor meiner Abreise folgendermassen berechnet: in Jahre 1840, in Jahre 1848. Sungiliat und Baturussak (Merawang), 16000 dan 20000 Pikol (Epp,1851:193). Dalam bukunya yang sama Epp juga merinci jumlah penduduk di Distrik Sungailiat dan Merawang pada Tahun 1848 yang tinggal di 105 kampung, terdiri dari Pribumi Banka (Bangkanese) 6.991 Orang, Melayu 375 Orang, China 1.190 Orang, dengan total jumlah penduduk 8.556 Orang. Selengkapmya Epp: Der Zustand der Bevolkerung von Banka war in Jahre 1848 folgender: distrikt Sungiliat und Merawang 105 kampongs, 6991 Bankanesen, 375 Melajen, 1190 Chinesen, total 8556. (Epp, 1851:209). Dalam penjelasan selanjutnya tentang Distrik Sungailiat dan Merawang, ditulis oleh Epp: “Sungiliat, mit einem volkreichen Kampong, liegt en der Nordostkuste auf zimlich unfruchtbarem Grunde, der von rothen Ameisen so besaet ist, dass sie sogar den Schlafenden im bette belastigen. Das kleine Fort wird von 30 mann vertheidigt.An der Mundung des Flusses gleichen Namens ist eine befestigte Strandwatcht. Zuwischen Blinju und Sungiliat liegt der chinesche Kampong Layang, weicher nur von Chinesen bewohnt wird. Zu Sungiliat gehoren: Sungiliat 1335, Djemporak 1069, Njalaaw 725, Maras 964, Kendal 736 Einwohner”. Maksudnya Epp kira kira: Sungiliat, dengan kampungnya yang padat penduduk, terletak di pantai timur laut di tanah yang cukup tandus, dipenuhi semut merah sehingga semut-semut itu bahkan mengganggu orang yang sedang tidur. Benteng kecil itu dipertahankan oleh 30 orang. Di muara sungai dengan nama yang sama terdapat menara pengawas pantai yang dibentengi. Di antara Blinju dan Sungiliat terdapat kampung Tionghoa Layang, yang dihuni secara eksklusif oleh orang Tionghoa. Di bagian wilayah Sungiliat jumlah penduduk meliputi: Sungiliat 1.335 orang, Djemporak 1.069 Orang, Njalaaw 725 Orang, Maras 964 Orang, dan Kendal 736 Orang penduduk.
Dalam penjelasannya Epp mengatakan terdapat benteng kecil dengan kekuatan 30 orang pasukan silengkapi dengan menara pengawas. Benteng ini yang pada masa Inggris (Tahun 1812-1816) disebut dengan Stocade of Soongie Liat (benteng dari Sungailiat) yang dapat juga ditafsirkan dengan benteng pada Pangkalsungailiat/ Pangkalsungaileat. Franz Epp menjelaskan, bahwa benteng terletak di muara sungai dengan nama yang sama maksudnya benteng Sungailiat atau Pangkalsungailiat/leat terletak di dekat muara Sungai Liat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dijelaskan, bahwa salah satu pengertian kata “Kota” adalah dinding (tembok) yang mengelilingi tempat pertahanan, jadi benteng Sungailiat atau benteng Sungaileat pada perekembangan selanjutnya disebut dengan Kota Sungailiat atau Kota Sungaileat. Epp juga menjelaskan tentang keberadaan kampung Cina di Layang yang dikatakannya terletak antara Sungailiat dan Blinju. Dalam catatan sejarah kampung Layang merupakan tempat perundingan antara Depati Amir dengan Lettu Dekker, kepala detasemen militer Belanda di Layang pada Tanggal 4 Agustus 1850.
Sedangkan Tentang Baturusak (Merawang) yang merupakan distrik gabungan dari distrik Sungailiat dijelaskan Epp: “Baturussak (Marawang), em Strome gleichen Namens, ist ein Stapelort mit einem Krankenhause, welches fur die Garnisonen van Blinju, Sungiliat, Baturussak, Pankalpinang, und Songiselan bestimte ist. Der Platz war zu meiner Zeit nur von einer Pallisade umgeben worden. Der Ort is uberall von Wald umschlossen und die Umgebung ganz uncultivirt, Zwischen Sungiliat und Baturussak liegt Merawang, der schonste chinesiche Kampong auf Banka. Dieser Distrikt war mit Sungiliat vereinigt und beide standen zu meiner Zeit unter einem Administrateur. Zu Marawang gehoren: Marawang 809, Depak 986, Djerok 1130, Gronggang 802 Einwohner. (Epp, 1851: 211”) (Bersambung)