Toboali Kasus DBD Tertinggi se Basel
Toboali Kasus DBD Tertinggi se Basel.-Ilham BABEL POS-
TOBOALI - Dinas Kesehatan Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKPPKB) Bangka Selatan (Basel) mencatat dari Januari hingga September 2025 sebanyak 153 warga Basel terpapar Demam Berdarah Dengue (DBD) dan Demam Dengue (DD).
Hal ini disampaikan oleh Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit DKPPKB Basel, Slamet Wahidin, Kamis (30/10). "Ratusan jumlah pasien yang terpapar, satu pasien dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit DBD.
Dalam kasus DD dan DBD ini yang tertinggi tercatat di wilayah kerja Puskesmas Toboali dengan jumlah 74 pasien," ucapnya.
"Ratusan pesien yang terpapar penyakit DD dan DBD tersebut diperoleh berdasarkan laporan dari sejumlah puskesmas di wilayah Basel, yang terhitung sejak Januari hingga 29 September 2025," imbuhnya.
Dikatakannya, ada beberapa wilayah lain juga mencatat kasus DBD dan DD, seperti Puskesmas Air Gegas 31 kasus, Payung 20 kasus, Air Bara 12 kasus, Tanjung Labu 9 kasus, Rias 2 kasus, Tiram 4 kasus, dan Pongok 1 kasus.
Penyakit ini memiliki gejala yang mirip namun berbeda dari tingkat keparahannya. Penyakit DD umumnya ditandai dengan demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, serta penurunan kadar trombosit, namun kondisi pasien biasanya membaik setelah hari ketiga atau keempat.
"Untuk DBD memiliki gejala lebih berat, di antaranya demam tinggi mendadak, nyeri kepala, nyeri di belakang bola mata, nyeri perut, muncul ruam kemerahan di kulit, dan penurunan trombosit serta leukosit," jelasnya.
Pendarahan pada jaringan lunak seperti hidung, mulut, dan gusi juga bisa terjadi. Jika kondisi memburuk hingga terjadi kebocoran plasma, pasien dapat mengalami syok.
Upaya pencegahan menjadi langkah paling efektif untuk menekan angka penularan dari penyakit DBD dan DD yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti.
Masyarakat juga diminta dapat menjaga kebersihan lingkungan rumah dengan menerapkan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) serta perilaku 3M Plus - menguras, menutup, dan mengubur tempat penampungan air.
"Kepada seluruh masyarakat agar aktif menjaga kebersihan lingkungan, terutama tempat-tempat yang berpotensi menjadi sarang nyamuk," tandasnya.
"Selain itu, kami himbau juga jangan hanya bergantung pada pengasapan saja, akan tetapi perilaku hidup bersih dan rutin melakukan PSN lebih efektif dalam memutus siklus perkembangbiakan nyamuk," tambahnya. (im)