Gen Z-Lawan Hoaks dari Kampus

Senin 14 Oct 2024 - 21:59 WIB
Reporter : yudi
Editor : Aprianto

MENDO BARAT – Sebanyak 100 mahasiswa KIP Institut Agama Islam Negeri Syaikh Abdurrahman Siddik (IAIN SAS) Bangka Belitung mengikuti pelatihan Sekolah Kebangsaan Tular Nalar Mafindo pada Kamis, 10 Oktober 2024. Kegiatan dibuka oleh Wakil Rektor 1, Prof. Dr. H. Hatamar, M. Ag. yang mewakili Rektor IAIN SAS Bangka Belitung.

Dalam sambutannya Prof. Hatamar menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai langkah strategis untuk memperkaya wawasan mahasiswa tentang pendidikan politik dan mengenali misinformasi (Hoaks) yang begitu masif seiring dengan perkembangan tehnologi informasi yang begitu pesat. 

“Saya berharap para peserta dapat mengikuti dan memahami lebih dalam mengenai pentingnya keterlibatan aktif dalam proses demokrasi yang sehat, serta bagaimana cara memilah informasi agar tidak terjebak dalam pusaran hoaks,” ujarnya.

Koordinator Wilayah Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Bangka Belitung, Suryani menjelaskan peserta didampingi oleh 10 fasilitator yang besertifikat TOT, dengan materi seperti partisipasi warga negara dalam pemilu, demokrasi dan pemilihan, menjadi pemilih kritis dan periksa fakta khususnya mengenai hoaks dan cara menangkalnya, serta dampak dan sanksi dari penyebaran informasi yang salah. 

Dia menambahkan melalui Sekolah Kebangsaan, program Pelatihan Tular Nalar Mafindo ditujukan untuk generasi Z sebagai pemilih pemula. Mereka perlu dipersiapkan dan diberikan pemahaman sejak awal mengenai konsep demokrasi, ketahanan politik, serta kewarganegaraan digital. Dan mengajak gen Z memahami cara berpikir kritis sebagai pemilih pemula agar dapat berpartisipasi dalam Pilkada 2024, mampu memeriksa fakta dan menavigasi berbagai tantangan digital, serta berkomitmen untuk menjadi pemilih cerdas.

“Gez Z adalah generasi yang tumbuh di era digital, media sosial menjadi sumber informasi utama mereka dalam berinteraksi. Jelang Pilkada 2024 ini kami menggugah mahasiswa IAIN SAS Babel sebagai Generasi Z melawan isu hoaks terkait pilkada yang semakin masif di dunia maya serta membuka wawasan pendidikan politik sebagai pemilih pemula,” ujarnya.

Ruly Redhani, salah satu fasilitator, mengapresiasi semangat peserta. “Alhamdulillah, kegiatan ini berjalan dengan sangat baik dan lancar. Respon peserta sangat positif, terlihat dari antusiasme mereka dalam diskusi. Setiap segmen, mulai dari tahapan pemilu, demokrasi, hingga penanganan hoax, berhasil memberikan wawasan yang berharga kepada semua peserta,” ujarnya.

Kegiatan ini disambut baik oleh para peserta yang merasa mendapatkan banyak manfaat dari materi yang disampaikan. Salah satu peserta, Ratna Liawati, menyampaikan kesannya terkait kegiatan tersebut.

“Kesan saya sangat positif. Saya mendapatkan banyak ilmu baru tentang demokrasi, pemilu, dan cara memilah hoax. Materi disampaikan dengan sangat baik, terutama karena metode diskusi kelompok yang membuat kami lebih aktif terlibat," ucapnya.

Ratna Liawati juga menyampaikan pentingnya sesi praktik yang dilakukan, “Praktik penyampaian berita dari ujung ke ujung tadi sangat seru. Kami belajar langsung tentang bagaimana hoax bisa menyebar dan cara mengidentifikasinya. Kami juga membahas sanksi-sanksi terkait penyebaran berita hoax, serta bagaimana mencari informasi yang terpercaya.”

Tidak hanya Ratna Liawati, peserta lain, juga mengungkapkan hal serupa. Menurut mereka, kegiatan ini memberikan pandangan baru tentang cara menyaring informasi, belajar bagaimana memilah antara berita hoax atau fitnah. “Informasi yang saya dapatkan sangat bermanfaat, dan saya bisa menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, terutama saat menyaring berita yang saya terima dari media sosial, ” ujar salah satu peserta. 

Kegiatan Sekolah Kebangsaan ini juga melibatkan simulasi interaktif, di mana peserta diajak untuk langsung berpraktik dalam menyaring berita hoax serta memahami proses tahapan pemilu. Selain itu, diskusi mengenai dampak berita hoax terhadap masyarakat dan pentingnya sanksi hukum bagi penyebar hoax menjadi sorotan penting dalam kegiatan ini.

Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian program literasi yang digagas oleh MAFINDO dalam upaya menciptakan masyarakat yang lebih cerdas dan bijak dalam menggunakan media sosial. Kegiatan ini dirancang untuk membekali masyarakat dengan pengetahuan yang komprehensif tentang demokrasi dan literasi digital. (yud)

Tags :
Kategori :

Terkait