KORANBABELPOS.ID.- Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), menyebut utang negara sudah Rp8.461,93 triliun per akhir Agustus 2024, lengkap dengan rasio 38,49 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Indonesia juga harus dihadapkan dengan permasalahan kesenjangan sosial yang kian terus melebar.
Padahal berbagai program sosial telah diluncurkan, faktanya kesenjangan pendapatan dan ketimpangan akses terhadap layanan publik masih sangat nyata di Indonesia.
BACA JUGA: Bank Dunia Sebut Ekonomi Indonesia Melambat
Ekonom Universitas Pembangunan "Veteran" Jakarta, Achmad Nur Hidayat, menyatakan, ini
menunjukkan bahwa kebijakan fiskal yang diterapkan Menkeu Sri Mulyani belum mampu menciptakan pertumbuhan yang inklusif.
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa saat ini Indonesia tengah berada pada posisi yang krusial, di mana tantangan ekonomi semakin kompleks dan membutuhkan solusi yang out of the box.
Untuk mencapai lompatan pertumbuhan ekonomi hingga 8 persen, Indonesia membutuhkan pemimpin ekonomi yang kreatif, berani mengambil risiko, dan mampu melihat peluang di tengah tantangan.
BACA JUGA:Konflik Iran-Israel Berpotensi Pengaruhi Ekonomi Indonesia
"Kebijakan fiskal yang hanya berfokus pada stabilitas dan pembangunan infrastruktur besar-besaran tanpa hasil yang jelas tidak akan cukup," pungkas Achmad.***