"Betul," jawab Edi.
"Bagaimana saudara bisa mengetahui bahwa mereka itu adalah teman dekatnya dari para direksi ini?" cecar jaksa.
"Karena, saya dapat telepon langsung dari Pak Emil bahwa Tetian akan mengirimkan bijih timah ke Bangka Selatan. Kemudian Pak Emil sendiri langsung datang juga, saya lupa tanggalnya, bahwa Pak Emil itu langsung datang ke gudang memberi tahu ke orang-orang saya di gudang PT Timah itu," beber Edi.
Bahkan Emil meminta para anak buah Edi membantu Tetian dalam pengiriman bijih timah ke PT Timah. Padahal, hal itu tak lumrah dilakukan seorang direktur.
"Kalau untuk yang lain tidak pernah seorang direktur langsung turun ke lapangan, sampai ke gudang, seperti itu Pak. Jadi saya simpulkan bahwa itu ada kedekatan antar mereka pak," jelas Edi.
Tetian saat ini berstatus buronan Kejaksaan Agung (Kejagung) setelah dua kali tak menghadiri pemeriksaan kasus korupsi timah.
Dalam persidangan sebelumnya, Emil mengaku pertama kali mengenal Tetian sebagai wartawan yang juga aktif sebagai pengepul timah. Ia juga mengakui, belakangan Tetian juga membentuk CV. Salsabila Utama untuk bekerja sama dengan PT Timah dalam memasok bijih timah.
Ironisnya, Mochtar Riza Pahlevi sendiri mengaku tak punya hubungan bisnis dengan Tetian. Sementara, nama Tetian sempat muncul dalam dakwaan eks Dirut PT Timah, Mochtar Riza Pahlevi Tabrani. Tetian disebut bersama-sama dengan Riza Pahlevi dan Emil Ermindra mengatur pembelian biji timah dari penambang ilegal di wilayah IUP PT Timah menggunakan CV Salsabila Utama.
Perusahaan tersebut dikendalikan secara bersama-sama oleh Tetian, Riza, dan Emil untuk mendapatkan keuntungan pribadi.***