PUISI-PUISI SULTAN MUSA

Senin 02 Sep 2024 - 10:39 WIB
Editor : Budi Rahmad

SENJA - apa cerita hari ini ?

senja  selalu  mempesona

dan  kita duduk  berdua

selayaknya  meresapi  jingga

saat  matahari  dan  bulan  berjumpa

kita bercerita  tentangnya

-ia   memberi   lena   tanpa   balas   luka

 

Senja  ini  hanya  diam, tidak  mendendam

senja  ini hanya  kenangan, tidak  menyimpan

senja ini  hanya  rasa,  tidak  melukai

senja ini hanya  tenggelam,  tak  menjauh

 

lalu  kenapa  tercabik  saat  senja  senyap

ibarat  cerita  yang  terlewatkan

dan dipasung  untuk  menyaksikannya

 

kita  takkan bisa  mencumbu rindu

bila hanya  sebatas ragu

 

kita  takkan  bisa  membelai senja

bila  hanya sebatas  lara

 

kita ikat  senar  senja  yang  berlabuh

berkat  senyuman  tak  terduga bersauh

meski ceritanya  terkadang  rapuh

 

kita  menggelayut.

Titik !

-2024

 

 

BACA JUGA:PUISI-PUISI SULTAN MUSA

 

LUKISAN TIGA PEREMPUAN

I

Perempuan  yang  sedang  merakit

tubuh lagi, kelak  yang  dilahirkannya

kuat  tanpa  harus  tumbang  oleh  badai

teriring  mitos  belum  tentu  bisa dipercaya

namun,  ranum  di setiap musim  berlalu

selalu ada yang  abadi dari

sepanjang  hayat  kasihnya

 

II

Perempuan  yang  belum  selesai

dengan dirinya

meredam  ramainya  isi  kepala

siapakah  dia  sesungguhnya ?

berkisah  memanjakan diri

dibalik  mereka  yang  tak  paham

merajut  kegelisahan  menjadi

lukisan  kehidupan

merangkai  keseimbangan serupa

pelajaran  hayat

…..benar – benar  tidak  paham

bahwa  ketidaktahuan  sumber

ketakutan

 

III

Perempuan  pengelana  pikiran

tempat  dimana  menyukai  hujan

membuatnya  menari  dalam  keteduhan

bertarung  bila  hanya gerimis;

karena ia hanya  mempercepat  kelam

dan  berjalan lambat

dibingkainya  langit  sebagai

catatan  musim  yang  terlipat

....ia hanya  terombang - ambing

di antara tetap menikmati

atau  pergi  menjauh ?

-2024

 

 

TARHIB  GUNUNG

kujumpai engkau sebagai gunung

teraduk bersumbu kebaikan

bercengkerama sederhana di benakku

 

pada elok engkau masih disana

saat itu pula kutersenyum

menemukan diri sendiri

dan restu menabur jejak

; sesederhana menemukan kekuatan berserah dan pasrah

 

sepenuh hati mendengar

bersabda erat jawaban Ilahi

tersirat selaras doa

memeluk harapan tak terbatas

pun bila petuah itu hilang

; akan kucari tunak jawabannya !

(tetaplah bertabur bijak bersama cerita alam dan jangan pernah untuk menuntaskannya)

-2024

 

BACA JUGA:PUISI-PUISI HARI KARTINI SISWA SMAN 1 SUNGAILIAT

 

SILUET   KOPI

tercium  aroma

memecah selat  pikiran

seperti  lamunan  tak  berujung

 

terlihat  pekat

memecah  keheningan  renjana

seperti  menyimpan  diam - diam

 

kuaduk  hangat  di sore ini

meski dadaku  selundup  sana – sini;

…..bersenda  dalam  sunyi,

rebahkan  lara

…..bergurau  dalam  hening,

lesapkan  duka

 

terdengar  riuh  perempuan  berkisah

godaan itu  telah datang

menawarkan cawan lain

pada ego yang  tinggi

nafsu  pesan  berbunyi

semua   liar...

namun  mampu  mengisi  segumpal  kerinduan

takkan  usai, dayanya  tunak  nafas

 

namun, tetap secangkir rasa ini

bertuan untuk cerita baru

karena  kopi  siluet  memori

bawa pulang  setitik  keabadian

( aah  kenapa  aku  selalu  tenang  menelusuri  keajaibanmu,  jangan  bertanya kopi apa yang  kupesan   nak )

-2023

 

 

TAKSA

Pada   suatu   ketika,

aku   dengar   sejumput    nasehat

dari   sang   penyeru.

 

Tetapi,   terdengar   samar

apalagi   semua   gelap

atau   aku   yang   terpuruk di kegelapan ?

 

Pada   cahaya   yang   menyapa

tersadar   aku   menyelam   dalam   gelap

 

Adakah   cahaya   itu   sebelumnya   yang   melangkah   pergi  

atau   aku   yang membuatnya menjauh   ?

-2022

 

YANG  (PERNAH)  ADA  DALAM  KOPI

ia meyakinkan pengelana

sebagai kawan penuh makna

sejalan tak pernah hampa

mengulurkan tangan bahagia

            -adalah ibarat nyanyian alam merimba

 

ia menyadarkan kejujuran laku

dan saka kehidupan menyatu

melebur saling merindu

begitu pertunjukannya mewaktu

            -adalah dialog batin yang tak berlalu

 

ia meneguhkan baris  kata

kembali ke akar sukma

bertabuh talu dalam asa

walau masa lalu kerap terasa

            -adalah tak beranjak saat menikmatinya

 

ia mendengar rahasia tersimpan

silih berganti dalam keheningan

merunut sayup-sayup pertemuan

atau sorot temaram perpisahan

            -adalah caranya menguji arti kesungguhan

…..dan ia masih bernyawa,

menguar ketulusan aroma didalamnya

-2024

 

BACA JUGA:Ini Dia Pemenang Festival Musikalisasi Puisi Tahun 2024 Provinsi Babel Kantor Bahasa Babel

 

LA TAKHAF !

angin  menyapa riang

menari di antara  daun  rindang

dan kembang  masih bermekaran

 

tentang  mempertanyakan sebuah renungan

tiadalah  perjalanan  yang diragukan

sebagai  ingatan  yang dirindukan

mengeja  arah  ketenangan

 

yang  bersembunyi  pada

batas  usia dan waktu

dan  kita  tidak  kehilangan  arah

; La Takhaf

-2024

 

SULTAN   MUSA   berasal   dari   Samarinda   Kalimantan Timur. Karya   -   karyanya   masuk   dalam   beberapa   Antologi   bersama   penyair   Nasional   &   Internasional. Seperti “La Antologia De Poesia Cultural Argentina – Indonesia“ Antologi Puisi Budaya Argentina – Indonesia (2021), “Wangian Kembang : Antologi Puisi Sempena Konvesyen Penyair Dunia – KONPEN” yang di gagas Persatuan Penyair Malaysia (2018), Antologi Puisi “Negeri Serumpun” Khas Sempena Pertemuan Dunia Melayu GAPENA & MBMKB (2020), Antologi "The Mist" – International Poetry Anthology Global Writers (2023), Antologi Puisi “ Cakerawala   Islam” MAIK – Majlis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Kelantan-Malaysia (2022), Festival Sastra Internasional Gunung Bintan – Jazirah, Temu Karya Serumpun “Tanah Tenggara” Asia Tenggara (2023), HOMAGI – International Literary Magazine, Note Journey Magazine & puisinya terpilih pada event "Challenge Heart and Art for Change" Collegno Fòl Fest Turin -ITALIA  (2024). Adapun   IG   :   @sultanmusa97  

Kategori :