Pengamalan Trilogi Pendidikan Ki Hajar Dewantara untuk Membentuk Karakter Siswa

Selasa 02 Jul 2024 - 06:34 WIB
Editor : Budi Rahmad

Pendidikan karakter termaktub dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional tahun 2005-2025 (UU No.17 Tahun 2007) yang mana disebutkan antara lain adalah salah satu prioritas pembangunan nasional adalah untuk mewujudkan masyarakat yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, berbudaya dan beradab berdasarkan Pancasila. 

Guru dalam hal ini memiliki andil yang sangat besar dalam mewujudkan prioritas pembangunan nasional tersebut terutama pada pembentukan karakter pada siswa.  

Untuk dapat mewujudkan dan melahirkan siswa yang memiliki karakter tentu seorang guru harus menggagas program-program atau aktivitas yang mampu memberikan dampak baik pada karakter siswa. Salah satu contohnya adalah dengan mengamalkan dan menerapkan trilogi Pendidikan Ki Hajar Dewantara secara optimal.

BACA JUGA:Metode Role Playing untuk Meningkatkan Rasa Toleransi dalam Keragaman di Lingkungan Sekolah

Berikut ini adalah beberapa upaya bagaimana seorang guru dapat mengamalkan dan menerapkan trilogi Pendidikan Ki Hajar Dewantara dalam sebuah pembelajaran:

 

1. Ing Ngarso Sung Tulodo (Didepan Memerikan Tauladan yang Baik)

Menurut Hanafi (2021), anak mempunyai dorongan meniru segala perbuatan dan tingkah laku gurunya. 

Pada poin ini menurut hemat penulis, guru harus mampu menjadi teladan bagi siswanya. Bahkan lebih luas lagi guru juga harus dapat menjadi teladan dan menjaga marwah dalam lingkungan sosial masyarakat dan dapat memberikan dampak yang posistif di lingkungan sekitarnya. 

Dalam dunia Pendidikan, guru adalah cerminan dari siswanya dan merupakan actor yang bertanggung jawab dalam pembentukan perilaku dan karakter pada siswanya. 

Pada intinya pada trilogi Ki Hajar Dewantara yang pertama ini jika dikaitkan dengan dunia Pendidikan adalah bagaimana seorang guru dapat menjadi teladan dan mampu membimbing siswanya dalam berperilaku dan berakhlak yang baik. 

Contohnya dalam proses pembelajaran guru selalu menjadi lisannya untuk tidak berkata buruk, guru selalu menjaga perbuatannya untuk tidak berperilaku buruk, guru selalu menjaga hati dan pikirannya agar selalu berprasangka baik, rajin ibadah dan beramal saleh dan lain sebagainya

BACA JUGA:Pentingnya Ice Breaking dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Peserta Didik

2. Ing Madyo Mangun Karso (Di tengah Memberikan Dorongan atau Inisiatif)

Maknanya ialah seorang guru posisinya ada ditengah-tengah siswa yang yang dapat memberikan ide, semangat dan motivasi. 

Kategori :