CERPEN DENIS FEBI YOLANDA: Dun dan Ceritanya Tentang Tawa

Jumat 07 Jun 2024 - 18:50 WIB
Editor : Budi Rahmad

Jika ada yang bertanya padaku, bagaimana kabar Dun hari ini? Pastikan kujawab ia masih menjadi manusia dengan beribu cerita tentang tawa.

 

Satu-satu plastisin tersusun rapi pada rak kayu usang yang terus berkilap di pojok kanan ruangan bernuansa kanak-kanak itu, lukisan karakter kartun turut mewarnai ruang yang menemani Dun tumbuh, tempat teduh yang tumbuh nyaris satu dekade serentak dengan cahaya warna-warni yang menyusun hari-harinya.

 

Puing-puing bagian plastisin yang terbuang memberikan corak tersendiri pada ubin ruangan, warna kuning terlihat jauh lebih banyak dibandingkan warna-warna lain. Saat aku tanyakan padanya beberapa pekan lalu.

 

“Aku suka, suka aku warna kuning,” begitu jawabnya, aku masih paham betul bahasanya yang berbelit itu.

BACA JUGA:CERPEN RUSMIN SOPIAN: Pengarang Kehidupan

Hari ini masih sama, walau sudah beberapa kali disapu dan dibasuh dengan pengepel lantai corak-corak itu selalu hadir kembali seolah memiliki bagiannya sendiri.

 

“Sudah buat berapa banyak?” tanpa mengetuk, aku langsung memecahkan konsentrasinya.

 

“Sepuluh! Eh enggak, 15 juta!” jawabnya ngelantur.

 

Belum sempat kusahut, seseorang mengetuk pintu, namun saat kutiba di depan pintu, hanya ada selembar kertas di lantai seolah habis diselipkan lewat sela-sela pintu.

Kategori :