Geng Bersenjata Serbu Penjara Haiti 4 Ribu Napi Kabur, Lusinan Tewas

Senin 04 Mar 2024 - 19:16 WIB
Reporter : disway.id
Editor : Syahril Sahidir

GENG bersenjata menyerbu penjara utama di ibu kota Haiti, Port-au-Prince, dan membebaskan banyak narapidana.

--------------

SEBAGIAN besar dari sekitar 4 ribu pria yang ditahan di sana kini telah melarikan diri, dan lusinan orang tewas akibat serangan tersebut.

Di antara mereka yang ditahan adalah anggota geng yang didakwa sehubungan dengan pembunuhan Presiden Jovenel Moise pada tahun 2021.

Kekerasan di Haiti, menurut disway.id, negara termiskin di benua Amerika, semakin memburuk dalam beberapa tahun terakhir. 

Geng yang bertujuan menggulingkan PM Ariel Henry menguasai 80 persen Port-au-Prince.

Peningkatan kekerasan terbaru dimulai pada hari Kamis, ketika perdana menteri melakukan perjalanan ke Nairobi untuk membahas pengiriman pasukan keamanan multinasional pimpinan Kenya ke Haiti.

Pemimpin geng Jimmy Chérizier dengan jelukan Barbekyu telah mengumumkan serangan terkoordinasi untuk menyingkirkannya.

“ Kita semua, kelompok bersenjata di kota-kota provinsi dan kelompok bersenjata di ibu kota, bersatu,” kata mantan petugas polisi, yang diduga berada di balik beberapa pembantaian di Port-au-Prince.

Gelombang penembakan menyebabkan empat petugas polisi tewas dan lima lainnya luka-luka. Kedutaan Besar Prancis di Haiti menyarankan agar tidak melakukan perjalanan di dalam dan sekitar ibu kota.

Persatuan polisi Haiti meminta militer untuk membantu memperkuat penjara tersebut, namun kompleks tersebut diserbu pada Sabtu malam.

BACA JUGA:Perang Antar Suku di Papua Nugini, Sudah 53 Orang Dibantai

Pada hari Minggu pintu penjara masih terbuka dan tidak ada tanda-tanda petugas, kantor berita Reuters melaporkan. Tiga narapidana yang mencoba melarikan diri tergeletak tewas di halaman, kata laporan itu.

Seorang pekerja sukarelawan di penjara mengatakan kepada wartawan Reuters bahwa 99 tahanan.

Ini termasuk mantan tentara Kolombia yang dipenjara karena pembunuhan Presiden Moise, memilih untuk tetap berada di sel mereka karena takut terbunuh dalam baku tembak.

Kategori :