Di dalam lingkup obrolan para guru, kalimat itu sudah terlanjur terekam hingga menimbulkan luka yang dalam. “Kok tega-teganya seorang menteri keuangan negara menyatakan hal semacam itu,” tutur salah satu guru sekolah menengah atas kepada penulis dalam sebuah kesempatan.
Pertanyaan yang menggelitik, benarkah sekelas bendahara negara mengemukakan pernyataan semacam itu? Mengapa banyak orang tak terkecuali kalangan guru seolah menelan mentah-mentah informasi itu tanpa melakukan cek dan ricek? Mari kita coba analisis runtutan awal video yang menghebohkan di bulan Kemerdekaan ini. Kita mulai dari apa yang sebetulnya disampaikan oleh menteri keuangan yang menjadi pemicu keviralan ini dan dalam konteks apa pernyataan tersebut dikemukakan.
Saat pertama kali mendengar kabar bahwa seorang Menteri Keuangan RI mengeluarkan pernyataan bahwa guru merupakan beban negara, penulis tidak serta-merta menerimanya sebagai informasi yang benar kemudian tergesa-gesa untuk menyebarluaskan. Penulis terlebih dahulu mencoba mencari tahu video utuh momen menteri keuangan diduga menyampaikan hal tersebut.
Dari beberapa video di kanal resmi media massa nasional, ternyata dapat diketahui bahwa potongan video tersebut bersumber dari pidato sambutan Menkeu Sri Mulyani dalam Forum Konvensi Sains, Teknologi, dan Industri Indonesia ITB pada Kamis (7/8/2025).
Salah satu media yang menayangkan sambutan Menteri Keuangan pada forum tersebut adalah kanal Youtube Kompas.com. Video diposting pada 9/8/2025. Dalam tayangan berjudul “Gaji Guru-Dosen Kecil, Sri Mulyani: Apakah Semua Harus dari Uang Negara?” yang berdurasi selama 20 menit 46 detik memang terdapat pernyataan dari Menkeu Sri Mulyani mengenai guru dan dosen.
Namun, di sepanjang waktu tersebut memang tidak terdapat pernyataan secara gamblang bahwa guru adalah beban negara. Akan tetapi, ada beberapa bagian yang menyinggung soal guru dan dosen termasuk dalam hal kesejahteraan. Sedikit kalimat yang diduga mengarahkan opini masyarakat pada hal tersebut, penulis coba kutipkan di sini.
“Banyak di media sosial saya selalu mengatakan, o menjadi dosen atau menjadi guru tidak dihargai karena gajinya nggak besar. Ini juga salah satu tantangan bagi keuangan negara. Apakah semuanya harus keuangan negara ataukah ada partisipasi dari masyarakat?” Potongan kalimat ini pula yang menjadi cuplikan pembuka video yang ditayangkan Kompas.com.
Patut diduga bahwa penggalan kalimat inilah yang kemudian memicu penafsiran liar dari para netizen Indonesia. Dugaan ini memiliki dasar argumentasi. Sejak ditayangkan di beberapa media massa dan media sosial, banyak masyarakat yang menanggapi negatif pernyataan Menteri Keuangan tersebut.