Provinsi Bangka Belitung merangkak menuju pembenahan dalam dunia pendidikan dengan berbagai tantangan yang harus dihadapi. Fokus utama adalah meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) perguruan tinggi, sebuah perjuangan yang membutuhkan inisiatif kreatif dan langkah-langkah proaktif dari para pendidik dan pemangku kepentingan pendidikan di daerah ini.
Kamaluddin, S.Pd.,M.Pd.,C.MT. Guru SMA Muhammadiyah Pangkalpinang dan Wakil Ketua PWPM BABEL
Berdasarkan data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), ternyata dalam beberapa tahun terakhir, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung tercatat sebagai provinsi dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) Perguruan Tinggi terendah di seluruh Indonesia (silakan lihat di situs web bps.go.id).
Dalam tiga tahun terakhir saja, presentase APK Perguruan Tinggi di provinsi ini tidak mencapai angka 20%, sementara provinsi lain di Indonesia telah mencapai lebih dari 20%. Ini menunjukkan bahwa hanya sebagian kecil dari remaja yang lulus dari SMA/MA/SMK sederajat yang melanjutkan pendidikan mereka ke tingkat perguruan tinggi, baik itu di kampus lokal, luar daerah, atau bahkan luar negeri.
Secara spesifik, APK Perguruan Tinggi Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam tiga tahun terakhir adalah pada tahun 2021 (15,23%), tahun 2022 (14,85%), dan tahun 2023 (18,19%) (Sumber: https://www.bps.go.id/).
Angka APK perguruan tinggi yang rendah ini menjadi penanda adanya masalah serius yang berkaitan dengan remaja lulusan SMA/MA/SMK sederajat dan dunia pendidikan tinggi atau kampus di Bangka Belitung.
Pertanyaan yang patut direnungkan bersama adalah mengapa hanya sebagian kecil dari generasi muda dan penerus bangsa di Babel yang dapat mengalami dinamika perkuliahan? Sementara di daerah lain di Indonesia, Penulis membandingkan seperti di Kepulauan Riau, APK Perguruan Tinggi mencapai persentase 28,5% pada tahun 2023.
BACA JUGA:Bahasa Gaul: Kesalahan dalam Berbahasa Indonesia?
Sementara di Lampung, APK Perguruan Tinggi mencapai 21,88% pada tahun 2023, bahkan di Papua, APK Perguruan Tinggi konsisten mencapai angka 19,99% di atas persentase APK Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2023.
Dengan melihat perbandingan ini, kita bisa menyimpulkan bahwa ada masalah lokal khas Bangka Belitung yang juga berkontribusi terhadap persoalan ini.
Tantangan Kompleks dalam Pendidikan di Babel
Bangka Belitung dihadapkan pada berbagai hambatan yang mempengaruhi tingginya APK perguruan tinggi. Berdasarkan data BPS, penyebab dari rendahnya Angka Partisipasi Kasar (APK) di Babel karena beberapa hal yakni sekitar 37,3% lulusan SMA dan SMK tujuannya untuk mencari pekerjaan, kemudian 18% merasa pendidikannya ditingkat SMA/SMK sudah cukup. Sementara, 17,3% alasannya menikah, 16,5% karena tidak memiliki biaya untuk melanjutkan pendidikan, dan 10,7% alasan lainnya (Sumber: Dinas Kominfo Prov. Kep. Babel).
Jika di sandingkan dengan data dari BPS, alasan yang paling banyak yaitu langsung kerja saja, alasan kedua yang paling mengkhawatirkan adalah cukup SMA/SMK saja, selebihnya juga karena alasan biaya pendidikan.