Menurut kyai tersebut, siapa saja boleh melakukan hubungan suami istri di pengajiannya, selama dilandasi suka sama suka.
"Sama siapa aja boleh?," tanya seorang jamaah.
"Boleh, yang penting kita sama-sama tuker tukeran pasangan, intinya gitu. Makanya nggak ada paksaan gitu ya," jawabannya.
Kyai itu pun membebaskan kepada jamaah yang mengaji di tempatnya, sehingga tidak boleh ada yang menyesal.
"Kalau ngaji di sini, jangan nyesal," katanya.
Salah seorang yang duduk di samping kyai pun menegaskan, ada jaminan dan tunjangan dari kyai itu.
"Ada jaminannya, ada tunjangannya, semua dijamin sama kyai," ujarnya.
"Dunia akherat saya yang jamin," timpal kyai itu.
Bahkan, ada seorang yang diduga perempuan bercadar hitam masuk ke kelompok itu, dan duduk persis menghadap salah seorang laki-laki yang duduk persis di samping laki-laki yang disebut kyai.
Laki-laki itu merambah bagian terlarang dari perempuan itu, dengan santai di depan para jamaah yang mayoritas menggunakan pakai putih.
Sambil dirabah-rabah perempuan itu menawarkan untuk membawa saudaranya ke tempat pengajian itu.
Kyai itu pun menyebut jika perempuan yang dihadirkan di depannya itu merupakan contoh.
"Ini buat contoh ya, buat santri-santriku sekalian, jadi kalau misalnya situ mau berumah tangga, pengen desainnya kayak begini, tinggal bawa perempuannya, udah nggak usah bertele-tele ya," katanya.
Kyai tersebut akan menikahkan siapapun santrinya itu.
"Saya nikahkan depan saya, nggak perlu saksi segala macam, orang tua nggak usah, kebebasan di sini gitu," ujarnya.
Menurutnya, ajaran yang disampaikannya itu merupakan ajaran dari leluhurnya.