Perang Antar Suku di Papua Nugini, Sudah 53 Orang Dibantai

Senin 19 Feb 2024 - 19:37 WIB
Reporter : disway.id
Editor : Syahril Sahidir

Warga sipil, termasuk wanita hamil dan anak-anak, telah menjadi sasaran di masa lalu. 

Pembunuhan seringkali sangat kejam, termasuk dibakar, dimutilasi atau pun disiksa. Polisi secara pribadi mengeluh bahwa mereka tidak mempunyai sumber daya untuk melakukan pekerjaannya. 

Lantaran petugas polisi dibayar sangat rendah, sebagian senjata yang sampai ke tangan anggota suku berasal dari pihak kepolisian. 

Penentang pemerintahan Perdana Menteri James Marape pada hari Senin menyerukan agar lebih banyak polisi dikerahkan dan komisaris polisi mengundurkan diri. 

Populasi Papua Nugini meningkat dua kali lipat sejak tahun 1980, sehingga menambah tekanan terhadap lahan dan sumber daya serta memperdalam persaingan antar-suku.

Papua Nugini adalah negara berkembang dan beragam dengan populasi 10 juta orang dan 800 bahasa di wilayah penting yang strategis di Pasifik Selatan.

Keamanan dalam negeri telah menjadi tantangan yang semakin besar bagi pemerintah Tiongkok seiring dengan upaya Tiongkok, Amerika Serikat, dan Australia untuk menjalin hubungan keamanan yang lebih erat.

Perdana Menteri Australia Anthony Albanese mengatakan pemerintahnya siap membantu Papua Nugini, yang merupakan tetangga terdekat Australia dan penerima bantuan luar negeri Australia terbesar.

“ Itu sangat meresahkan berita yang tersebar di Papua Nugini,” kata Albanese.

“ Kami tetap bersedia memberikan dukungan apa pun yang kami bisa dengan cara yang praktis, tentu saja, untuk membantu teman-teman kami di PNG,” tambah Albanese.

Albanese mengatakan Australia telah memberikan dukungan besar untuk Papua Nugini dan membantu melatih petugas kepolisian negara tersebut.

Kekerasan suku di wilayah Enga meningkat sejak pemilu tahun 2022 yang mempertahankan pemerintahan Perdana Menteri James Marape. 

Pemilu dan tuduhan kecurangan serta anomali proses yang menyertainya selalu memicu kekerasan di seluruh negeri.

BACA JUGA:Ngeri! Sudah 28.000 Warga Tewas di Gaza

Gubernur Enga Peter Ipatas mengatakan ada peringatan bahwa pertempuran antar suku akan segera terjadi.

“ Dari perspektif provinsi, kami tahu pertarungan ini akan terus berlanjut dan kami (memperingatkan) pasukan keamanan pekan lalu untuk memastikan mereka mengambil tindakan yang tepat untuk memastikan hal ini tidak terjadi,” kata Ipatas.

Kategori :