* Kisah Imlek Orang-orang Tionghoa Bangka
KEDATANGAN orang-orang Tionghoa ke Pulau Bangka menurut Dato" Akhmad Elvian, Sejarawan dan Bangka Belitung (Babel), sejak tahun 1724.
----------------------------------
DIKATAKAN Budayawan Penerima Anugerah Kebudayaan Indonesia itu, mereka didatangkan oleh Sultan Susuhunan Mahmud Badaruddin I Jayowikromo dan kemudian mereka terus didatangkan oleh Inggris Tahun 1812 dan kemudian oleh pemerintah Hindia Belanda Tahun 1816 hingga awal pertengahan abad 20. Mereka dipekerjakan di parit-parit timah.
Pekerja tambang yang masih lajang umumnya tinggal di "rumah Kepung" atau Rumah kongsi, sedangkan yang menikah biasanya tinggal di pundok atau rumah sendiri yang didirikan dekat parit penambangan timah. Orang Tionghoa yang datang ke Bangka membawa adat, tradisi dan budaya dari daerah asalnya di daratan Cina (umumnya orang Hakka dan orang Hoklo).
Pada tiap lokasi pertambangan mereka mendirikan tempat sembahyang yang disebut "Toapekong". Mereka juga tiap tahun merayakan hari raya tahun baru imlek, sembahyang rebut dan cengbeng. Pada saat perayaan tahun baru adalah saat "Pesta makan besar", merupakan hari kegembiraan setelah melalui hari hari yang penuh tragedi di aktifitas parit pertambangan.
Dalam kontrak kerjanya mereka harus bekerja selama 30 hari dalam sebulan dengan sistem kung atau dagtaak dengan lama kerja sekitar 9-10 jam. Dalam setahun mereka mendapatkan liburan selama 15 hari (untuk menikah, 4 hari untuk merayakan tahun baru imlek dan untuk upacara upacara tradisi lainnya), di samping itu mereka mendapatkan bonus sebesar 5 gulden setahun yang disebut "Uang Rajin".Sejak Tahun 1880 bonus kerja atau uang rajin diberikan 1 gulden perbulan.
BACA JUGA:Mengapa Imlek Tahun 2024 Shio Naga? Shio Ada 12 Hewan
Selama 4 hari liburan tahun baru mereka melakukan pembersihan rumah, sembahyang menggelar meja altar di halaman rumah, sembahyang tutup tahun dan mempersiapkan makanan keberuntungan dan nampan kebersamaan. Pesta makan besar di malam Imlek adalah sesuatu yang istimewa dengan makanan yang enak Siang harinya Imlek diisi dengan saling mengucapkan selamat tahun baru dan pembagian angpao. Salahsatu aktivitas yang dibebaskan oleh pemerintah Hindia Belanda pada saat perayaan Imlek adalah perjudian. Bonus "uang rajin" pun habis di meja perjudian. Bentuk judi yang dilakukan adalah Judi "Po atau Pao" menggunakan dadu dan judi kartu "Pen Kim dan Siap".
''Perjudian pada masa Hindia Belanda memang dilegalkan ditempat yang ditentukan dan dikenakan pajak, khusus hari raya tahun baru imlek pekerja tambang Tionghoa diberikan kebebasan untuk berjudi,'' ujar Elvian mengakhiri.***