Lelaki muda itu hanya bisa menelan ludah mendengar ocehan nakal para penonton. Telinganya tak tahan mendengar suara emosi jiwa penonton yang memuji pesona penari itu.
Dadanya bergemuruh layaknya genderang yang ditabuh untuk mengobarkan semangat perang. Hatinya teriris-iris. Luka pun menganga dalam jiwa mudanya. Dan tiba-tiba dia merasa matanya menggelap. Menggelap.
Di kejauhan terdengar syair lagu dari sebuah tape recorder sebuah mobil. Sangat syahdu menemani malam yang makin menyusut.
Penari,
Dikau bagaikan Dewi
Tetapi seolah ada sesuatu yang tersembunyi
Penari, mungkin kau telah tersiksa
Jalan pilihan mu telah membelenggu
Penari,
Kau boneka jelita
Pesona cerah tubuhmu terbalut sendu
Sadarlah jika bukan profesi
Impian bukanlah suatu obsesi