"Saya lupa, Yang Mulia," jawab Harvey.
(Dari sini terkuak kejanggalan. Karena Kapolda Babel justru lebih dulu pindah jabatan, bukan wafat saat menjabat Kapolda).
Adapun yang dimaksud Eko adalah Brigjen Syaiful Zachri yang meninggal pada medio 2019 lalu. Sebelum wafat, ia dicopot sebagai Kapolda Bangka Belitung dan dipindahkan menjadi Direktut Pembinaan Potensi Masyarakat Korps Pembinaan Masyarakat Badan Pemelihara Keamanan (Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam) Polri.
BACA JUGA:Helena Lim Terseret Tipikor Timah, Harvey: Saya Merasa Bersalah
Jabatan Kapolda Bangka Belitung lalu ditempati oleh Brigjen Istiono. Istiono sebelumnya menjabat sebagai Dirbinpotmas Korbinmas Baharkam Polri.
Jaksa menjelaskan, anggota dalam grup New Smelter itu di antaranya Harvey Moeis, Hendry Lie selaku beneficial owner atau penerima manfaat PT Tinindo Internusa, Suwito Gunawan alias Awi selaku penerima manfaat PT Sariwiguna Binasentosa.
"Ini grupnya betul ya? Ini anggota-anggotanya. Saudara kan masuk di dalam grup?" tanya JPU.
Harvey pun menjawab "iya."
Jaksa lalu membacakan berita acara pemeriksaan Harvey Moeis di halaman 84. Dalam grup WA New Smelter itu, ada yang mengirim pesan kepada Harvey Moeis bahwa terkadang PT Timah membayar harga bijih timah lebih mahal. Namun hanya untuk penjualan kepada pelimbang kecil, bukan untuk partai besar.
Kemudian Harvey pun membalas chat atau pesan tersebut. "'Siap Pak Dir, saya rasa sekarang akan lebih kelihatan siapa yang commit dan tidak. Dan kalau ketahuan, harus siap menanggung konsekuensinya, terutama dengan adanya wasit baru dari Jakarta'. Saudara jelaskan, siapa yang saudara maksud dengan wasit dari Jakarta?" tanya jaksa lagi.
Hakim ketua, Rianto Adam Pontoh, pun mengingatkan Harvey Moeis.
"Ini di WA saudara ya, saudara harus jujur," ujar Pontoh, sapaannya.
"Izin Yang Mulia, saya sempat diperlihatkan juga percakapan ini. Saya berusaha mengingat-ingat apa maksud saya wasit itu. Saya juga udah lupa, Yang Mulia," jawab Harvey.
JPU kembali mencecar "masa saudara tidak tahu apa yang saudara tulis?"
"Karena ketika itu kita berusaha mencari solusi untuk membantu PT Timah, Pak," ujar suami aktris Sandra Dewi ini.
Pontoh pun menengahi.