Jabatan di PT RBT Tidak Jelas, Harvey Moeis Tersudut!
Harvey Moeis-screnshot-
KORANBABELPOS.ID.- Saksi, Kepala Divisi Operasional PT Refined Bangka Tin (RBT), Agus Susanto mengaku hanya kenal suami artis Sandra Dewi, Harvey Moeis. Namun tidak tahu apa jabatan di PT RBT (Refined Bangka Tin).
Hal itu dikemukakan saksi dalam sidang kasus dugaan korupsi pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk tahun 2015-2022 yang menjerat terdakwa Harvey Moeis, Dirut PT RBT Suparta, dan Direktur Pengembangan PT RBT Reza Andriansyah.
Jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Agung (Kejagung) menelisik apakah Harvey Moeis ikut mengawasi seluruh produksi pertambangan biji timah di PT RBT.
BACA JUGA:Sidang Kasus Harvey Moeis Ungkap Melesatnya Produksi PT Timah Tbk oleh Penambangan Rakyat
"Ya tentunya kalau di group, anggotanya memahami apa perkembangan yang di group tersebut," ungkap Agus.
Jaksa pun kembali mempertanyakan kewenangan Harvey Moeis di PT Refined Bangka Tin (RBT) yang mengakibatkan PT Timah merugikan negara.
Menurut Agus, dirinya awalnya dikenalkan oleh Suparta, yang merupakan Direktur Utama PT RBT.
"Itu tadi, dari awal bahwasanya saya sendiri dikenalkan oleh Pak Suparta. Jadi sebetulnya Pak Harvey siapa, itu saya juga tidak memahami," ucap Agus.
Seperti diketahui, suami artis Sandra Dewi, terdakwa Harvey Moeis mempunyai peran sentral dalam pusaran Tipikor pengelolaan tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk periode 2015–2022 itu. Semua jalannya scenario Kerjasama, setoran uang, jumlah uang, seperti diatur Harvey Moeis.
BACA JUGA:Akankah Suami Sandra Dewi itu Terus Pasang Badan? Harvey Lapor ke 'Wasit'?
Harvey Moeis sebagai perwakilan PT RBT berperan mengkoordinasi pengumpulan uang pengamanan dari para perusahan smelter swasta di Bangka Belitung. Perusahaan smelter itu yakni CV Venus Inti Perkasa, PT Sariwiguna Binasentosa, PT Stanindo Inti Perkasa, dan PT Tinindo Internusa.
Masing-masing perusahaan itu menyetor besaran uang pengamanan yang berbeda, dari USD 500 sampai dengan USD 750 untuk setiap ton bijih timah. Uang itu dikumpulkan dalam bentuk seolah-olah corporate social responsibility (CSR) PT RBT.***