Dikhawatirkan Ekonomi Indonesia Terimbas, Timur Tengah Terus Memanas
Perang di Timur Tengah yang Semakin Mengkhawatirkan.-screnshot-
ESKALASI konflik dan peperangan di kawasan Timur Tengah semakin berdampak buruk erhadap perekonomian di Indonesia.
-----------
BAHKAN, konflik berkepanjangan antara Israel dan Iran juga bisa menciptakan ketidakpastian di pasar keuangan global.
Baru-baru ini, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra juga mengungkapkan bahwa konflik dan peperangan yang terjadi di Timur Tengah saat ini juga mulai mempengaruhi pergerakan harga Avtur secara global.
"Tantangan pertama dengan cost terbesar ini kan harga Avtur. Harga Avtur ini kan dipengaruhi oleh situasi geopolitik, jadi kami monitor terus," ujar Irfan.
Sementara itu menurut keterangan Ekonom sekaligus Dosen Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, Achmad Nur Hidayat, ketegangan antara Israel dan Iran juga dapat memengaruhi harga berbagai komoditas.
BACA JUGA:Netanyahu Memang 'Anak Iblis', Villa itu Hasil Rampokan dari Doktor Palestina
Hal ini dikarenakan banyak negara di Timur Tengah yang mengimpor bahan pangan dalam jumlah besar dari negara-negara produsen, termasuk Rusia dan Ukraina.
"Dengan adanya ketidakstabilan di kawasan, pasokan komoditas pangan bisa terganggu, yang kemudian akan berdampak pada kenaikan harga pangan di pasar internasional," ujar Achmad saat dihubungi oleh Disway pada Sabtu 19 Oktober 2024.
Selain itu, Achmad juga menambahkan bahwa Indonesia yang juga mengimpor sebagian besar bahan pangan seperti gandum, gula, dan kedelai, akan terpapar oleh fluktuasi harga ini.
"Meningkatnya harga pangan akan memperburuk inflasi dan menciptakan krisis bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah, yang paling rentan terhadap lonjakan harga kebutuhan pokok," jelas Achmad.
BACA JUGA:PLO Serukan Persatuan di Palestina
Jika ketegangan antara Israel dan Iran berkepanjangan, Indonesia dapat mengalami inflasi yang lebih tinggi, defisit transaksi berjalan yang semakin besar, dan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Dalam jangka panjang, ketahanan energi dan pangan akan menjadi faktor kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi Indonesia. Pemerintah perlu bersiap dengan kebijakan yang adaptif untuk melindungi ekonomi domestik dari dampak eksternal yang mungkin semakin besar di masa depan.***