Bappelitbangda Basel Gelar FGD
--
TOBOALI - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangka Selatan (Basel) melalui Badan Perencanaan Penelitian Pembangunan Daerah (Bappelitbangda) menggelar kegiatan Focus Group Discussion (FGD) untuk menyusun Rencana Aksi Daerah (RAD).
Kegiatan yang diselenggarakan di hotel grand Safran Pangkalpinang, ini digelar selama 2 hari yakni, 2-3 Oktober. Forum ini juga dihadiri oleh berbagai pemangku kepentingan, termasuk perangkat daerah, pengusaha, akademisi, dan masyarakat. Narasumber dalam diskusi ini berasal dari Bappelitbangda Kabupaten Bangka Selatan, Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, serta Universitas Bangka Belitung.
Pjs Bupati Basel Dr. Elvin Elyas dalam kesempatan tersebut menyebutkan, pentingnya RAD Kelapa Sawit berkelanjutan sebagai tindak lanjut Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2019 tentang Rencana Aksi Nasional Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan. "RAD ini sudah melalui intruksi yang tertuang dalam Perpres tahun 2019," ungkapnya.
Ia juga menekankan bahwa RAD ini harus menjadi pedoman bagi seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, pengusaha, maupun masyarakat petani. Komitmen terhadap transparansi dan tanggung jawab akan memastikan pembangunan kelapa sawit berkelanjutan dapat berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat serta pelestarian lingkungan.
Diakui Elfin, bahwa pembangunan kelapa sawit yang berkelanjutan merupakan kunci untuk memenuhi kebutuhan energi serta bahan pangan dunia tanpa merusak lingkungan, ditengah meningkatnya permintaan minyak kelapa sawit, pendekatan yang ramah lingkungan dan sosial menjadi solusi yang ideal.
"Dengan metode yang baik, tentunya pendekatan ini mencakup pemilihan lahan yang tepat dan metode pertanian yang minim dampak ekologisnya," tandasnya.
Sementara itu, Kepala Bappelitbangda Basel Herman menyampaikan, ia menekankan pentingnya percepatan sertifikasi, seperti RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) dan ISPO (Indonesian Sustainable Palm Oil). "Dengan cepatnya sertifikasi RSPO dan ISPO ini diharapkan bisa menguntungkan para petani maupun pengusaha yang tentunya bisa menjaga lingkungan juga," terangnya.
Bukan itu saja, penting untuk memastikan bahwa baik pengusaha maupun petani memenuhi standar lingkungan dan sosial yang ketat. Dengan sertifikasi ini, selain melindungi keanekaragaman hayati serta mengurangi emisi karbon, juga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lapangan kerja.
Adapun tujuan utama dari Rencana Aksi Pembangunan Kelapa Sawit Berkelanjutan, di antaranya adalah:
Meminimalkan dampak lingkungan melalui pengurangan deforestasi dan emisi gas rumah kaca. Meningkatkan kesejahteraan sosial bagi petani dan masyarakat lokal melalui pengembangan ekonomi inklusif.
Kemudian, melibatkan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, pengusaha, dan masyarakat dalam perencanaan dan implementasi. Mendorong penerapan praktik pertanian yang ramah lingkungan, seperti penggunaan pupuk dan pestisida yang minim dampak negatif.
Meningkatkan daya saing produk kelapa sawit di pasar regional dan internasional dengan memenuhi standar keberlanjutan global serta menciptakan transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit.
"Rencana aksi ini diharapkan dapat membawa manfaat ekonomi, sosial, dan lingkungan secara seimbang, sehingga pengembangan industri kelapa sawit bisa berkelanjutan," jelasnya.
"Dengan adanya dukungan dari seluruh pihak, pembangunan kelapa sawit yang berkelanjutan di Kabupaten Basel dapat tercapai, menjamin kualitas keputusan, serta mewujudkan transparansi dan akuntabilitas yang lebih baik," tambah Herman. (im)