Negara Islam Terakhir Setelah 781 Tahun, Runtuhnya Islam Spanyol
Peradaban Islam Terakhir Erpa.-Dok-
Duta dari Kesultanan Mamalik mengatakan bahwa kaum muslimin di Mesir menjaga hidup umat Kristiani dan tak pernah mendzalimi.
Hal ini untuk memperlihatkan agar Kerajaan Castille tidak lagi menyakiti kaum muslimin di Andalusia.
Namun sayangnya, usaha demi usaha yang telah dilakukan oleh kedua kesultanan yang merupakan kesultanan superpower pada saat itu tidak menggambarkan keseriusan.
Beberapa tahun usai usaha tersebut dilakukan, peradaban Islam di Andalusia perlahan mulai runtuh.
Sepuluh tahun sebelum Granada jatuh, Sultan Granada pernah bersumpah setia pada Ratu Isabella.
Boabdil atau Abu Ubaidillah adalah raja terakhir Granada dan putra Raja Nasrid Muley Abdul Hasan.
Boabdil memberontak melawan ayahnya sendiri dan berjanji untuk melayani Ratu Isabella dan Fernando sebagai imbalan atas dukungan keduanya.
Akan tetapi, naasnya kesetiaan terhadap musuh justru berakhir dengan pengkhianatan yang terjadi.
Boabdil dijuluki “el chico” yang artinya si kecil dan “el zogoybi” yang artinya si malang oleh orang-orang Spanyol.
Ketika jatuhnya peradaban islam di Granada, Cristhoper Colombus yang dikenal sebagai penemu benua Amerika akibat penyimpangan sejarah berada disana.
Colombus menonton detik-detik Sultan Boabdil menyerahkan kunci Istana Al-Hambra pada Isabella dan Ferdinand.
Cristopher Colombus bahkan pernah menulis, “Saya melihat panji kerajaan Yang Mulia ditempatkan dengan kekuatan senjata di menara Al-Hambra,”
“..Dan saya melihat raja Moor (muslim) keluar ke gerbang kota dan mencium tangan Yang Mulia dan tangan Tuanku Yang Mulia Pangeran.”
Tulisan itu tertera dalam The Race to the New World : Cristopher Colombus, John Cabot, and a Lost History of Discovery.
Akbar Ahmed mengatakan bahwa kejatuhan Granada menjadi awal baru bagi penjajah Spanyol dan mulai menghancurkan banyak suku.